About Me

My photo
Saya adalah salah satu mahasiswa biasa yang kuliah di Universitas Swasta di Jakarta-Depok dengan hobi yang biasa . Uang jajan yang biasa . Tampang yang biasa . Sifat dan sikap seperti halnya laki-laki biasa . Porsi makan yang biasa dengan jam tidur yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang biasa ...
Powered by Blogger.
Thursday, November 11, 2010

Mapping the Subject

3rd Day

Me : Selamat pagi selamat siang selamat sore …. Ohayou .. konichiwa … konbawaa minnaaa !!!

Ketemu lagi bersama saya Dhimas Widhiyanto , kita akan mulai lagi membahas sesuatu hal yang penting dengan menambahkan hal-hal yang tidak penting kedalamnya *Hehehe :P*. Dan tentu saja dengan rahmat dan hidayah-Nya saya bisa kembali mengerjakan tugas ISD di blog ini

*Amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinnnnnn !!!* suara misterius terdengar dari kamar sebelah ~~

Me : *glek* suara siapa tuh .. alaah I don’t care … oke langsung aja kita membahas tugas ISd tersebuut … hmmm .. tentang apa yaa .. *brb buka modul* .. oia !!

“MAPPING THE SUBJECT”

*BGM :Opening Final Fantasy XII*

Beberapa saat kemudian

Mira : Dhimaaass .. Dhimaaaaass …..

Me : Siapa tuhh … tukang bakso ya ??? blom abis nih bakso nya mbak ..

*whuuuussshhh ~~ Plak !! * , sebuah benda tak teridentifikasi menuju kearah gue ..

adaw .. buseet sepatu melayang siape niih ..

Mira : Gue !! ngape lu …??!!

Me : Ohh lu .. * :nohope . ngomong dalem hati : ganggu ae nih bocah sambil garuk-garuk kepala* …

Mira : Muka nyaa …

Me : Ngapa emang muka gue …

Mira : Kayak Marmut lagi bengong ..

Me : Baghh !!

*shock stadium akhir . karena hal ini , penulisan ditunda untuk beberapa saat . logh ! *

Dalam mimpi : Dhimaaaasss Dhiimaaaaaaassss …. Bangun maaassss .. awas jangan tidur dijambaaannnn …

Me : Wogh !! *ga realita . ga mimpi . yang nongol mahluk-mahluk absurb semua* ..

Mira : Mas .. mas .. sadarkan .. ? gue butuh pencerahan dari lo nih ..

Me : Pencerahan ?? tentang ??

Mira : Mapping the Object mas .. apaan sih tuh ??

Me : oh itu .. pemataan mahluk apa manusia gitu ya ??

Mira : Ya itu apaa itu … secara luas nya … secara khusus nya .. !!!

Me : Yang dari pak mufrizon ya ???

Mira : *kaget* . Kok tau ???

Me : Iya dong .. orang gue juga disuruuh .. hehehe ..

Mira : *GUBRAAAKK* …

Me : Jadi gini niih … manusia bisa ga memetakan subjeknya sendiri ?

Mira : Ga tau ..

Me : Sama .. hahahaha .. dengerin yaa ….

Mira : Iyaa Pak guru … :D *pasang muka polos*

Me : Zzzz … jadi ibaratnya bisa ga memetakaan suatu subject layaknya mereka memetakan hewan, virus, ataupun bakteri. Sebenarnya gue juga masih ga ngarti dengan apa yang disebut dengan memetakan karena dulu gue ga sekolah di SMA , tapi malah masuk SMK . Mugkin kalo gue masuk ke SMA terus ngambil Ilmu Pengetahuan Sosial yang belajar tentang Sosiologi secara mendalam. Gue bisa lebih ngerti ..

Mira : Terus gimana ??

Me : Sabaaaaaaaaaar buuu ….

Mira : Hehehe .. lanjutt lanjuut ..

Me : Hmm .. kalo menurut modul yang gue baca dari Pak Mufrizon siih ya .. dari buku yang berjudul Mapping The Subject : Geographies of Cultural Transformation yang disusun oleh Steve Pile dan N. J. Thrift. Gue juga nemu suatu pertanyaan ..

Apa mungkin manusia itu bisa memetakan suatu subjek nya sendiri ????”

“ Itulah sekarang yang ada dibenak pikiran saya .. dan hal itu pula makanya saya diwajibkan membuat tulisan ini . Tanpa mengurangi rasa hormat ku kepada sang Dosen , dengan segenap kekuatan fisik dan mental yang kuat .dan memohon rahmat dan hidayah-Nya serta bersyukur karena saya telah diberi nikmaat nafas dan tenaga untuk mengerjakan nih paper .. Karena itu saya akan berusaha memulai nya dengan mental seorang mahasiswa laki-laki biasa , kemampuan menulis yang biasa , uang jajan yang biasa , isi dompet dan motor yang biasa-biasa saja …Horas !! Salam Olahraga !! *Loogh* !!

Baiklah kita akan memulai dengan …

Bismillahirrohman nirrohim … dan mengakhirinya nanti dengan Hamdalah.

1st step that I will tell to you maybe starting from mapping the primordial man …

Me : Mirce … dengerin yaa … gue mao story telling nih .. sekalian mo certain ke orang-orang …

Mira : *korban counter strike* Copy that !!

Me : Story telling about mapping the primordial man in my ordinary country ,Indonesia .

Selama jangka waktu tujuh puluh tahun lamanya, di berbagai tempat di sepanjang lembah Sungai Brantas di Jawa Timur, telah ditemukan sebanyak 41 buah fosil manusia purba itu. Situs-situs yang tertua berlokasi di dekat desa Trinil, Ngandong, Sangiran dan dekat kota Mojokerto. Fosil manusia purba Megantropus Palaeojavanicus ditemukan di Sangiran, wilayah Kabupaten Sragen Jawa Tengah, lebih kurang 15 Km ke arah utara Kota Surakarta oleh Von Koenigswald seorang ahli geologi berkebangsaan Jerman pada tahun 1936 dan 1941. Penemuan tersebut dinamakan Megantropus Palaeojavanicus .

Mengenal lebih jauuh lebiih dekat …….

Pada pedalaman Sangiran [ yang terletak di lereng kaki Gunung Lawu, sekitar 17 km ke arah utara dari kota Solo]. Secara administratif terletak di Kabupaten Sragen, dan sebagian terletak di Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Pada 1977 Sangiran dan sekitarnya ditetapkan sebagai daerah cagar budaya. Luas wilayah situs yang sudah mendapat pengakuan internasional ini, kurang lebih 56 km2 yang mencakup tiga kecamatan di Kabupaten Sragen, yaitu Kecamatan Kalijambe, Gemolong dan Plupuh serta Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Di kawasan ini, bisa ditemukan banyak informasi mengenai sisa-sisa kehidupan masa lampau.

http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/29-Peta-Manusia-Purba-di-Indonesia-1.pngSelain itu, terdapat informasi lengkap tentang sejarah kehidupan manusia purba dengan segala hal yang ada di sekelilingnya. Dari soal tempat hidup, pola kehidupannya, satwa yang hidup bersamanya sampai proses terjadinya bentang alam dalam kurun waktu tidak kurang dari 2 juta tahun yang lalu.

Sumber: Sinar Harapan 2003

Pada tahun 1890 Dr. Eugene Dubois menemukan fosil Pithecantropus Erectus. Temuan ini berupa fosil tengkorak, tulang paha dan geraham-geraham manusia prasejarah pada lapisan pleistosin di tepi Begawan Solo, dekat Trinil (sebelah barat Ngawi, Jawa Timur). Pada mulanya ditemukan sebagian tulang rahang, kemudian ditemukan bagian atas tengkorak dan geraham. Sebuah geraham dan sebuah tulang paha kiri ditemukan lagi pada tahun 1892.

Setelah ditemukannya fosil Pithecantropus Erectus tersebut orang mulai mengadakan penyelidikanpenyelidikan di sekitar Trinil. Pada tahun 1931 dan 1934 Dr. G.H.R. Von Koenigswald di daerah Ngandong, masih di wilayah lembah Bengawan Solo menemukan 11 tengkorak dan dua tulang paha. Sebagian dari tengkorak itu sudah rusak, tetapi ada beberapa yang masih baik dan bisa digunakan untuk penelitian yang saksama. Penyelidikan yang dilakukan Dr. G.H.R. Von Koenigswald dan Weidenriech menunjukkan bahwa mahluk ini tingkatannya lebih tinggi daripada Pithecantropus Erectus, bahkan mungkin dapat digolongkan kepada manusia (homo sapiens). Pada tahun 1936 Dr. G.H.R. Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba ketika mengadakan penelitian di lembah sungai Solo di dekat Mojokerto.

Ia menemukan kerangka manusia yang diperkirakan lebih tua daripada sisasisa yang ditemukan oleh Dr. Eugene Dubois. Fosil manusia purba jenis tersebut ditemukan di daerah Wajak, dekat Tulung Agung, Jawa Timur. Makhluk tersebut di sebut Homo Mojokertensis. Para ahli menyebutnya Homo Wajakensis, artinya manusia dari wajak. Fosil manusia purba dari Mojokerto itu merupakan fosil anak-anak. Menurut ahli purbakala Tn. Van der Hoop, Homo Mojokertensis hidup kira-kira 600.000 tahun yang lalu, sedangkan mahluk Pithecantropus Erectus 300.000 tahun yang lalu.

Pada tahun 1939, Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba di lembah Bengawan Solo, desa Perning di dekat kota Mojokerto, Jawa Timur. Fosil ini berupa tengkorak kanak-kanak yang tampak pada giginya yang diperkirakan berusia 5 tahun. Jenis manusia purba ini disebut Pithecantropus Mojokertensis, artinya manusia kera dari Mojokerto. Pada tahun yang sama Von Koenigswald menemukan lagi fosil manusia purba di lembah sungai Bengawan Solo. Jenis manusia purbanya disebut Pithecantropus Robusta, artinya manusia kera yang kuat tubuhnya. Disebut demikian karena bentuk tubuhnya lebih besar dan kuat daripada Pithecantropus Erectus.

Me : Huff … Capek juga .. Minum duluu ahhh …

*cek kulkas* Mayann nemu Soft drink ama coklaat … cumin si Mira kemane ye …

Miiiirrr … Miraaaa .. Kemane lo … ???? ,*sambil celingak celinguk*

Yeee … nih bocah Malah tidur .. dikamar adek gue lagi … woiii bangun woiii !!

Mira : Zzzzz .. Zzzz … *Still fall asleep*

Me : Astaganagabonarjadiduakejatohankelapa .. ga bangun juga … *whisping* Miir .. makan bakso yuk mirr .. gue bayariin dehh … *pasang muka iblis*

Mira : *mendadak loncat dari kasur kayak kangguru hamil* Manaaa manaaa tukang bakso nya manaa ??? ayuuk makan ayuukk … !!!

Me : Sompreet .. giliran diajakin makan malah bangun lagi lu ..

Mira : Ga jadi makannya ??

Me : KAGAAAKKKK !!!!!!!! …. Dari tadi gue ngoceh ga didengerin .. astagaa …

Mira : Pardon me … hehehe .. ntar gue baca deh .. mao ditaro blog kan ?? tenang aja …

Hehehe …

Me : haduuh …

Yauda gue lanjutin dah … dengerin.. nih gue bawain minum biar melek lu orang …

Mira : :D :D

Berlanjut ceritanya karena tadi ketunda karena mao minum dolo .. so .. let’s we start the story again,buddy !!

Me : Ehem … sekarang marilah kita tengok ke masa sekarang, apakah kita masih menjadi manusia purba yang dapat dipetakan seperti itu? Setelah saya dan orang-orang cerdas di atas saya mencermati dan menelaah , nampaknnya manusia modern tidak dapat dipetakan .

Mira : Kok gitu mas ???

Me : Ya memang begitu adanya .. karena kalo menurut gue manusia modern sekarang itu sudah memiliki bentuk yang sama .. hanya saja mungkin yang berbeda dari tinggi rendah besar kecilnya manusia itu sendiri saja ..

Mira : Oooh … I see I see …

Me : Lanjut … tetapi hanya saja manusia modern itu dapat di kelompokan, namun itu pun kita harus memiliki acuan denga tipe apa manusia bisa di kelompokan. Apakah dari segi ras, agama, atau suku …

Mira : Mau nya dari apa ???

Me : Semuanya laah …. Hadeeehh …. Dengerin niiih ..

Walau setiap individu manusia memiliki karakter sendiri tetapi juga memiliki persamaan-persamaan karakter dan dikelompokan berdasarkan satu atau beberapa kategori. Ada banyak kategori pengelompokkan masyarakat seprti berdasarkan wilayah, kurun waktu, jenis kelamin, budaya, usia, warna kulit dan banyak lagi. Pengelompokkan ini membuat suatu karakter masyarakat. Seperti kelompok di wilayah eropa berbeda karakter dengan di asia, juga warna kulitnya, masyarakat di masa lampau berbeda karakter dengan di masa sekarang.

Kelompok masyarakat itu memiliki persamaan tinggal di wilayah yang sama juga memiliki kategori yang sama lainnya seperti warna kulit, kebiasaan, sifat dan yang lainnya sehingga membentuk budaya, norma, peraturan tertulis dan tidak tertulis dan membentuk suatu peradaban. Perbedaan yg ada di setiap individu dapat disatukan dengan terbentuknya suatu tatanan masyarakat.

Mira : *Bengong*

Me : Mir . . masih sadar kan lo ???

Mira : Masih laaahh .. ~~

Me : Kirain .. soalnya gue liat tuh dikepala ada asep-asep gitu .. ngebul ya otak lo ??

Hahahaha

Mira : Sompreet !! *ngelempar sapu ke gue*

Me : Eitss ga kena !! :P laanjuut ..

Hal itu membuat adanya perbedaan yg jelas antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang lain. Pengkategorian itu menjadi bias, saat melihat kenyataan bahwa ‘garis’ pembeda antar kelompok masyarakat itu menjadi tidak jelas, adanya kenyataan ada wilayah antar kelompok masyarakat, antara wilayah eropa dan asia bukan suatu ruang hampa, ada suatu wilayah, antara dua budaya yg berbeda ada budaya lain diantaranya yg masuk kedua budaya itu, antara dua warna kulit yang berbeda ada warna kulit lain, yaitu warna kulit campuran keduanya. Antara laki-laki dan perempuan ada interseks yang memiliki dua kelamin.



Kita selalu mengagungkan manusia merupakan makhluk paling sempurna. Sayangnya disisi lain kita sering mengungkapkan manusia itu tidaklah sempurna. Ya atau tidak, kita sering mengatakan sesuatu yang bertolak belakang ini. Kita seperti hinggapi sebuah keraguan. Satu ketika, dengan lantang kita berkata bahwa manusia adalah makhluk sempurna, namun di kesempatan lain dengan mudah berkata kita makhluk tidak sempurna. Lantas mana yang benar ? . Kita sendiri bangga mengatakan dua hal yang kontradiktif tersebut.

Dalam kitab suci pun, dengan tegas dikatakan manusia merupakan makhluk paling sempurna. Ia bukanlah malaikat yang hanya diberikan ketaatan. Manusia bukanlah jin yang hinggapi hawa nafsu. Tuhan pun memberikan jasad manusia berwujud, tidak seperti jin dari api atau malaikat dari cahaya. Kita diberikan tubuh yang lengkap dan sempurna dengan berbagai variasi. Tidaklah tuhan memberikan variasi dalam struktur yang sejenis tanpa maksud.

Jika ada diantara kita yang menampikkan Tuhan sebagai entitas segalanya, kita telah mendefinisikan diri sebagai manusia.

Dengan melihat, mengamati dan berpikir akhirnya kita medefiniskan diri sebagai manusia. Kita bukanlah kelompok binatang yang lahir, hidup, beranak pihak dan mati. Kita pun bukan bagian dari mereka karena kita tak menghabiskan hidup untuk makan dan kawin. Manusia pun tak bisa dikelompokan sebagai tumbuhan yang mengakar dan tumbuh begitu saja. Kita punya kemampuan bergerak dan mengembangkan diri. Kaki yang dimiliki bukanlah akar yang menacap. Bertambahnya berat badan dan tinggi tidak lah menjadi pembenar persaman dengan tumbuhan. Otak ada untuk berpikir dan menganalisa semua itu dan mendefinisikan bahwa manusia bukan hewan atau bianatang. Hati ada untuk cermin diri.

Kesadaran tentang ketidaksempurnaan lambat laun lahir ketika kita menyadari tak semua hal mampu dilakukan sendiri. Sekedar untuk mandi sendiri ketika bayi kita tak mampu. waktu dan lingkungan yang akhirnya mengajarkan kita tentang semua hal. Kehidupan sosial tumbuh dan bekembang mendefiniskan diri ini. Kenyataan demikian yang menimbulkan pengharapan pada orang lain termasuk urusan hati.

Mira : Yaa Yaaa Yaaa .. Lanjuuuutt …

Me :

Walau setiap individu manusia memiliki karakter sendiri tetapi juga memiliki persamaan-persamaan karakter dan dikelompokan berdasarkan satu atau beberapa kategori. Ada banyak kategori pengelompokkan masyarakat seprti berdasarkan wilayah, kurun waktu, jenis kelamin, budaya, usia, warna kulit dan banyak lagi. Pengelompokkan ini membuat suatu karakter masyarakat. Seperti kelompok di wilayah eropa berbeda karakter dengan di asia, juga warna kulitnya, masyarakat di masa lampau berbeda karakter dengan di masa sekarang.

Kelompok masyarakat itu memiliki persamaan tinggal di wilayah yang sama juga memiliki kategori yang sama lainnya seperti warna kulit, kebiasaan, sifat dan yang lainnya sehingga membentuk budaya, norma, peraturan tertulis dan tidak tertulis dan membentuk suatu peradaban. Perbedaan yg ada di setiap individu dapat disatukan dengan terbentuknya suatu tatanan masyarakat.

Hal itu membuat adanya perbedaan yg jelas antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang lain. Pengkategorian itu menjadi bias, saat melihat kenyataan bahwa ‘garis’ pembeda antar kelompok masyarakat itu menjadi tidak jelas, adanya kenyataan ada wilayah antar kelompok masyarakat, antara wilayah eropa dan asia bukan suatu ruang hampa, ada suatu wilayah, antara dua budaya yg berbeda ada budaya lain diantaranya yg masuk kedua budaya itu, antara dua warna kulit yang berbeda ada warna kulit lain, yaitu warna kulit campuran keduanya. Antara laki-laki dan perempuan ada interseks yang memiliki dua kelamin.



Kita selalu mengagungkan manusia merupakan makhluk paling sempurna. Sayangnya disisi lain kita sering mengungkapkan manusia itu tidaklah sempurna. Ya atau tidak, kita sering mengatakan sesuatu yang bertolak belakang ini. Kita seperti hinggapi sebuah keraguan. Satu ketika, dengan lantang kita berkata bahwa manusia adalah makhluk sempurna, namun di kesempatan lain dengan mudah berkata kita makhluk tidak sempurna. Lantas mana yang benar ? Kita sendiri bangga mengatakan dua hal yang kontradiktif tersebut.

Dalam kitab suci pun, dengan tegas dikatakan manusia merupakan makhluk paling sempurna. Ia bukanlah malaikat yang hanya diberikan ketaatan. Manusia bukanlah jin yang hinggapi hawa nafsu. Tuhan pun memberikan jasad manusia berwujud, tidak seperti jin dari api atau malaikat dari cahaya. Kita diberikan tubuh yang lengkap dan sempurna dengan berbagai variasi. Tidaklah tuhan memberikan variasi dalam struktur yang sejenis tanpa maksud.

Jika ada diantara kita yang menampikkan Tuhan sebagai entitas segalanya, kita telah mendefinisikan diri sebagai manusia.

Mira : Oooo …..

Me : Masih kuat ?? Masih kah anda mampu mendengarkannya ??? hehehe …

Mira : * @#$!@!#@$#!@#$#!@#! SYNTAX ERROR @##@!##!@#$#% *

Me : Aneeeh (_ _”) . Maaf ya pemirsa sekalian .. dikarenakan teman saya error ..maka akan saya percepat penjelasannya .. Oleh karena itu mohon disimak … agak panjang .. tapi mau tidak mau harus mau … okok ???

Check this out …

Kesadaran tentang ketidaksempurnaan lambat laun lahir ketika kita menyadari tak semua hal mampu dilakukan sendiri. Sekedar untuk mandi sendiri ketika bayi kita tak mampu. waktu dan lingkungan yang akhirnya mengajarkan kita tentang semua hal. Kehidupan sosial tumbuh dan bekembang mendefiniskan diri ini. Kenyataan demikian yang menimbulkan pengharapan pada orang lain termasuk urusan hati.

Tak dapat diingkari ini merupakan bagian yang integral bahwa manusia sempurna secara individual namun kita tak lengkap tanpa orang lain. Akhirnya sempurna atau tidak bukanlah sesuatu yang kontradiktif karena kedua memberikan kesempatan utuh menjadi sempurna. Dalam konteks individu, kita diberikan kesempatan untuk bersyukur dengan kesempurnaan yang dimiliki dengan memaksimalkan segala seuatu yang melekat di badan.

Pada hal ketidaksempurnaan antar manusia, kita diminta untuk berusaha sempurna dalam hubungan sosial. Ketidaksempurnaan yang adalah sebuah kesempurnaan. Pada posisi ini manusia diminta untuk menyempurnakan.

Masing - masing diantara kita adalah makhluk yang sempurna. Perbedaan yang kita miliki membuat semua terlihat tidak sempurna. Tanpa disadari perbedaan yang ada merupakan sebuah esensi yang ada bahwa hidup ini begitu sempurna. Jika semua diciptakan sama, hidup ini akan begitu membosankan.

Perasaan tidak sempurna hanyalah perasaan. Dengan bekal yang sempurna manusia diberikan kesempatan untuk menyempurnakan apa yang dirasakan tersebut. Dalam keyakinan penuh, tentunya Tuhan sebagai Supreme Causa telah melihatnya sebagai sebuah kesempurnaan.

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia dikaruniai budi sehingga mampu memahami, mengerti, dan memecahkan persoalan – persoalan yang ada di sekitarnya. Tentu saja kemampuan manusia ini tidak diperoleh begitu saja. Melalui pengalaman, pendidikan, lambat laun manusia memperoleh pengetahuan tentang segala sesuatu yang terjadi di liongkungannya. Namun manusia tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah didapatnya. Rasa ingin tahu , ingin mengerti yang merupakan kodrat manusia membuat manusia selalu bertanya-tanya apa ini, apa itu, bagaimana ini, bagaimana itu, mengapa begini, mengapa begitu. Pertanyaan – pertanyaan ini muncul sejak manusia mulai bisa berbicara dan dapat mengungkapkan isi hatinya. Makin jauh jalan pikirannya, makin banyak pertanyaan yang muncul , makin banyak usahanya untuk mengerti. Jika jawaban dari pertanyaan –pertanyaan tersebut mencapai alasan atau dasar, sebab atau keterangan yang sedalam-dalamnya, maka puaslah ia dan tidak akan bertanya lagi. Akan tetapi, jika jawaban dari pertanyaan itu belum mencapai dasar, maka manusia akan mencari lagi jawaban yang dapat memuaskannya.

Me : Bentar .. Intermezzo sedikit ya .. daritadi kan yang di omongin manusia .. manusiaa .. manusiaaaaaaaaaaa …………………… aaaaa mulu .. sebenernya manusia itu sendiri apa sih ???

Kalo menurut Wikipedia ..

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.

Me : jadi intinya … manusia itu ga bisa di Mapping kecuali emang manusia nya itu sendiri yang memapping-nya atau ga ya emang takdir nya akan jadi apa para manusia itu . Ya ibaratnya seperti kalo kalian mau nguras laut .. [emang bisa ??? :P ] , kalo ga tuhan yang menghendaki . Hal itu tidak akan terjadi . sama halnya dengan proses pemetaan manusia itu .. [manusia modern ya ! bukan manusia purba ^^ ]

Hufff … sekian dulu yaa perbincangan kita kali ini … adapun kurang lebih nya tolong jangan di cela karena yaaa .. hanya ini yang bisa dikerjain .. [at least semua tergantung pribadi anda masing-masing lah bagaimana menilainya] :D :D .. Berhubung temen saya masih ga sadar .. saya mo keluar dulu mita pertolongan buat “ngangkut” tu anak …

Domo arigato minna dah mau baca …. (^_^)

Referensi : http://gurumuda.com/bse/peta-manusia-purba-di-indonesia dan Blog teman saya disebelah ^^

To Be Continued ….

Dhimas Widhiyanto 1ka21

11110932