About Me

My photo
Saya adalah salah satu mahasiswa biasa yang kuliah di Universitas Swasta di Jakarta-Depok dengan hobi yang biasa . Uang jajan yang biasa . Tampang yang biasa . Sifat dan sikap seperti halnya laki-laki biasa . Porsi makan yang biasa dengan jam tidur yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang biasa ...
Powered by Blogger.
Sunday, October 31, 2010

Tentang Warta Warga Universitas Gunadarma

Pengertian .
Warta warga . [ menurut saya :D ] suatu site yang dimana didalamnya terdapat semua tulisan-tulisan yang berisi berbagai macam informasi yang di posting oleh seluruh civitas akademika Gunadarma yang langsung berfungsi untuk mengembangkan bakat menulis serta menunjung program softskill .


Bagian-bagian .
Didalam warta warga, terdapat beberapa fitur yang dapat di akses oleh orang-orang . Berikut merupakan gambar yang dimana menampilkan fitur-fitur tersebut ..



1.Menu bar
Pada bagian ini terdapat beberapa sub menu yang diantaranya sebagai berikut .
a.Home
b.About
c.Catatan Redaksi
d.Tips & Trik Penulisan di Warta Warga

2.Headline
Headline merupakan suatu bagian dimana berfungsi untuk menampilkan tulisan-tulisan utama pada Wartawarga

3.Recent Article
Merupakan bagian yang menampilkan beberapa tulisan yang telah di posting oleh "Anggota Keluarga" Gunadarma :D .

4.FilmStrip Picture
Merupakan bagian yang dimana akan menampilkan foto-foto yang ada pada wartawarga .

5.Recent Comment
Tempat menampung kumpulan-kumpulan komentar terbaru di WartaWarga .

6.Berita Studentsite
Pada bagian ini, akan ditampilkan pengumuman-pengumuman yang berkaitan dengan sesuatu hal terhadap Universitas Gunadarma yang di posting oleh Admin studentsite [maybe :D]

7.Category
Merupakan kumpulan jenis-jenis tulisan kedalam beberapa bagian yang telah dibuat .

8.Top Poster
Merupakan list nama-nama orang yang rajin posting di Warta Warga :D

9.Situs Lain yang terhubung Dengan Warta Warga Gunadarma
Dalam bagian ini [ sengaja saya ringkas agar mempermudah dalam proses penulisan ini :P ] terdapat beberapa link situs yang menuju ke beberapa halaman . Misal UG Linux Comunntiy, UG Photopgraphy Club, UG Banking Blopg, dll



Kelebihan .
- Membantu mahasiswa mencari sumber referensi untuk mengerjakan tugas-tugasnya .
- Menampung tulisan seluruh masyarakat Gunadarma .
- Membantu masyarakat Gunadarma untuk menyalurkan bakat menulisnya .
- Memiliki banyak tulisan-tulisan menarik yang recomended untuk dibaca :P .

Kekurangan .
- Terkadang sulit di akses .
- Terlalu banyak postingan sehingga membuat netter harus sering meng-scrollup/scrolldown
- Font terlalu kecil, kasian yang matanya sudah tidak normal :P


Bila ada yang ingin mengetahui lebih lanjut, bisa langsung mengakses situs Warta Warga Universitas di sini .





..:.: Dhimas Widhiyanto 11110932 1ka21 :.:..
Friday, October 29, 2010

ILMU PENGETAHUAN DASAR

Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.

Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat.

Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
ilmu artinya adalah pengetahuan atau kepandaian. Dari penjelasan dan beberapa contohnya, maka yang dimaksud pengetahuan atau kepandaian tersebut tidak saja berkenaan dengan masalah keadaan alam, tapi juga termasuk “kebatinan” dan persoalan-persoalan lainnya. Sebagaimana yang sudah kita kenal mengenai beberapa macam nama ilmu, maka tampak dengan jelas bahwa cakupan ilmu sangatlah luas, misalnya ilmu ukur, ilmu bumi, ilmu dagang, ilmu hitung, ilmu silat, ilmu tauhid, ilmu mantek, ilmu batin (kebatinan), ilmu hitam, dan sebagainya.
Ada yang mencoba membedakan antara pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science). Pengetahuan diartikan hanyalah sekadar “tahu”, yaitu hasil tahu dari usaha manusia untuk menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa batu, apa gunung, apa air, dan sebagainya. Sedangkan ilmu bukan hanya sekadar dapat menjawab “apa” tetapi akan dapat menjawab “mengapa” dan “bagaimana” (why dan how)., misalnya mengapa batu banyak macamnya, mengapa gunung dapat meletus, mengapa es mengapung dalam air.

Pengetahuan dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi ilmu apabila memenuhi tiga kriteria, yaitu obyek kajian, metoda pendekatan dan bersifat universal. Tidak selamanya fenomena yang ada di alam ini dapat dijawab dengan ilmu, atau setidaknya banyak pada awalnya ilmu tidak dapat menjawabnya. Hal tersebut disebabkan ilmu yang dimaksud dalam terminologi di sini mensyaratkan adanya fakta-fakta.

Filsafat adalah suatu ilmu yang kajiannya tidak hanya terbatas pada fakta-fakta saja melainkan sampai jauh diluar fakta hingga batas kemampuan logika manusia. Batas kajian ilmu adalah fakta sedangkan batas kajian filsafat adalah logika atau daya pikir manusia. Ilmu menjawab pertanyaan “why” dan “how” sedangkan filsafat menjawab pertanyaan “why, why, dan why” dan seterusnya sampai jawaban paling akhir yang dapat diberikan oleh pikiran atau budi manusia (munkin juga pertanyaan-pertanyaannya terus dilakukan sampai never ending)..
Sementara ada yang berpendapat bahwa filsafat pada dasarnya bukanlah ilmu, tetapi suatu usaha manusia untuk memuaskan dirinya selagi suatu fenomena tidak / belum dapat dijelaskan secara keilmuan. Sebagai contoh dulu orang percaya bahwa orang yang sakit lantaran diganggu dedemit, meletusnya gunungapi adalah akibat dewa penguasa gunung tersebut murka, gempabumi terjadi karena Atlas dewa yang menyangga bumi “gagaro lantaran ateul bujur”, dan masih banyak lagi.
Dengan adanya zaman yang semakin berubah dan ilmu pengetahuan juga berkembang maka sudah saatnya kita coba menggali kedalam diri kita sendiri lalu berani untuk bertanya apa yang sudah kita berikan pada kehidupan ini dari ilmu pengetahuan yang sudah dipelajari. Apakah benar kita sudah belajar? Ataukah kita sebenarnya dibelajarkan? Proses perjalanan waktu dan usia pada diri manusia akan dapat menjawab pertanyaan tersebut. Tanpa kita sadari apapun yang kita peroleh dari kehidupan ini adalah pengalaman yang berarti jika disadari sepenuhnya. Tetapi kadang kita lupa bahwa apa yang kita peroleh itu kita anggap sebagai usaha sendiri, dalam arti tidak ada campur tangan sesuatu yang lain dari diri ini. Maka manusia dengan ketidaktahuannya atau dengan kesombongannya tidak menelusuri asal usul dan arti ilmu pengetahuan itu sendiri. Akibat dari semua ini kita menjadi korban ketidaktahuan dan kesombongan diri sendiri.
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Jenis-jenis ilmu sangat beragam. Ada ilmu yang membahas tentang tubuh manusia, hubungan antar manusia, kesehatan manusia, alam semesta, komunikasi antara individu, tumbuhan, binatang, spiritual, dan lain-lain. Kesemuanya memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kehidupan manusia.
Pengelompokan jenis-jenis ilmu secara umum
Jenis-jenis ilmu secara umum diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu:
• Ilmu kerohanian, ilmu yang mempelajari hal-hal yang bersifat spiritual.
• Ilmu matematika, ilmu yang mempelajari tentang hitungan, bilangan, himpunan, logaritma, aritmetika, dan lain-lain.
• Ilmu pengetahuan alam, ilmu yang mempelajari tentang alam, yaitu makhluk hidup (hayati) dan fisika (bukan hayati).
• Ilmu behavior, ilmu tentang perilaku hewan (animal behavior) dan perilaku manusia (human behavior). Human behavior sering dikenal dengan ilmu sosial.
• Ilmu bahasa, ilmu yang mempelajari alat komunikasi agar memudahkan berinteraksi.
Penyusunan jenis-jenis ilmu dari segi terapan
Adapun Bierstedt menyusun ilmu dari segi terapan ke dalam dua bagian, yaitu:
• Ilmu murni (Pure science), ilmu yang bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk pengetahuan secara abstrak sehingga meningkatkan kualitas ilmu itu sendiri tanpa menggunakannya dalam masyarakat.

Misalnya: seorang ahli fisika (ilmu alam) tidak bertugas membangun jembatan, seorang ahli kimia bukan untuk membuat obat-obatan, ahli sosiologi membantu petugas administrasi pembentuk peraturan dengan gagasan-gagasannya.

Jenis-jenis ilmu yang termasuk kelompok ilmu murni, yaitu:
o Ilmu Pasti
o Ilmu Kimia
o Ilmu Hukum
o Astronomi
o Ilmu Hewan
o Ilmu Tumbuh-tumbuhan
o Ilmu Faal
o Ilmu Ekonomi
o Ilmu Sejarah
o Ilmu Alam
o Geologi
o Sosiologi
o Ilmu Manajemen
o Ilmu Politik
• Ilmu terapan atau terpakai (Applied science), ilmu yang ditujukan untuk membantu masyarakat dengan menggunakan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Jenis-jenis ilmu yang termasuk kelompok ilmu terapan, yaitu:
o Pertanian
o Teknologi
o Kedokteran
o Navigasi
o Politik
o Perundang-undangan
o Pertambangan
o Jurnalistik
o Akuntansi
o Farmasi
o Pencangkokan
o Perusahaan
o Manajemen
DEFINISI DAN JENIS-JENIS PENGETAHUAN

A. Definisi dan Jeni-Jenis Pengetahuan
a. Pengetahuan dalam sebuah definisi
Pengetahuan bisa didefinisikan atau diberibatasan sebagaimana berikut ini :
1. sesuatu yang ada atau dianggap ada
2. sesuatu hasil persesuaian subjek dengan objek
3. hasil kodrat manusia ingin tahu
4. hasil persesuaian antara induksi dengan deduksi
Selain definisi yang ada diatas, dalam kitab klasik ilmu logika, Pengetahuan itu didefinisikan sebagai suatu gambaran objek-objek eksternal yang hadir dalam pikiran manusia . Definisi ini juga disepakati oleh sebelas orang filosof dan ilmuwan Rusia.
Dalam redaksional lain juga dibahasakan Maksud dari pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya . Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran. Dalam komunikasi keseharian, kita sering menggunakan kalimat seperti, “Saya terampil mengoperasikan mesin ini”, “Saya sudah terbiasa menyelesaikan masalah itu”, “Saya menginformasikan kejadian itu”, “Saya meyakini bahwa masyarakat pasti mempercayai Tuhan”, “Saya tidak emosi menghadapi orang itu”, dan “Saya mempunyai pikiran-pikiran baru dalam solusi persoalan itu”.
Ketika mengamati atau menilai suatu perkara, kita biasanya menggunakan kalimat-kalimat seperti, saya mengetahuinya, saya memahaminya, saya mengenal, meyakini dan mempercayainya. Berdasarkan realitas ini, bisa dikatakan bahwa pengetahuan itu memiliki derajat dan tingkatan. Disamping itu, bisa jadi hal tersebut bagi seseorang adalah pengetahuan, sementara bagi yang lainnya merupakan bukan pengetahuan. Terkadang seseorang mengakui bahwa sesuatu itu diketahuinya dan mengenal keadaannya dengan baik, namun, pada hakikatnya, ia salah memahaminya dan ketika ia berhadapan dengan seseorang yang sungguh-sungguh mengetahui realitas tersebut, barulah ia menyadari bahwa ia benar-benar tidak memahami permasalahan tersebut sebagaimana adanya.
Selain versi diatas masih ada jawaban dari pertanyaan Apa yang dimaksud dengan pengetahuan ? Pengetahuan adalah suatu keadaan yang hadir dikarenakan persentuhan kita dengan suatu perkara. Keluasan dan kedalaman kehadiran kondisi-kondisi ini dalam pikiran dan jiwa kita sangat bergantung pada sejauh mana reaksi, pertemuan, persentuhan, dan hubungan kita dengan objek-objek eksternal. Walhasil, makrifat dan pengetahuan ialah suatu keyakinan yang kita miliki yang hadir dalam syarat-syarat tertentu dan terwujud karena terbentuknya hubungan-hubungan khusus antara subjek (yang mengetahui) dan objek (yang diketahui) dimana hubungan ini sama sekali kita tidak ragukan. John Dewey menyamakan antara hakikat itu sendiri dan pengetahuan dan beranggapan bahwa pengetahuan itu merupakan hasil dan capaian dari suatu penelitian dan observasi. Menurutnya, pengetahuan seseorang terbentuk dari hubungan dan jalinan ia dengan realitas-realitas yang tetap dan yang senantiasa berubah.


b. Jenis-Jenis Pengetahuan
Pada umumnya pengetahuan dibagi menjadi beberapa jenis diantara nya :

1. Pengetahuan langsung (immediate);
Pengetahuan immediate adalah pengetahuan langsung yang hadir dalam jiwa tanpa melalui proses penafsiran dan pikiran. Kaum realis (penganut paham Realisme) mendefinisikan pengetahuan seperti itu. Umumnya dibayangkan bahwa kita mengetahui sesuatu itu sebagaimana adanya, khususnya perasaan ini berkaitan dengan realitas-realitas yang telah dikenal sebelumnya seperti pengetahuan tentang pohon, rumah, binatang, dan beberapa individu manusia. Namun, apakah perasaan ini juga berlaku pada realitas-realitas yang sama sekali belum pernah dikenal dimana untuk sekali meilhat kita langsung mengenalnya sebagaimana hakikatnya?. Apabila kita sedikit mencermatinya, maka akan nampak dengan jelas bahwa hal itu tidaklah demikian adanya

2. Pengetahuan tak langsung (mediated);
Pengetahuan mediated adalah hasil dari pengaruh interpretasi dan proses berpikir serta pengalaman-pengalaman yang lalu. Apa yang kita ketahui dari benda-benda eksternal banyak berhubungan dengan penafsiran dan pencerapan pikiran kita.

3. Pengetahuan indrawi (perceptual);
Pengetahuan indrawi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih melalui indra-indra lahiriah. Sebagai contoh, kita menyaksikan satu pohon, batu, atau kursi, dan objek-objek ini yang masuk ke alam pikiran melalui indra penglihatan akan membentuk pengetahuan kita. Tanpa diragukan bahwa hubungan kita dengan alam eksternal melalui media indra-indra lahiriah ini, akan tetapi pikiran kita tidak seperti klise foto dimana gambar-gambar dari apa yang diketahui lewat indra-indra tersimpan didalamnya. Pada pengetahuan indrawi terdapat beberapa faktor yang berpengaruh, seperti adanya cahaya yang menerangi objek-objek eksternal, sehatnya anggota-angota indra badan (seperti mata, telinga, dan lain-lain), dan pikiran yang mengubah benda-benda partikular menjadi konsepsi universal, serta faktor-faktor sosial (seperti adad istiadad). Dengan faktor-faktor tersebut tidak bisa dikatakan bahwa pengetahuan indrawi hanya akan dihasilkan melalui indra-indra lahiriah.

4. Pengetahuan konseptual (conceptual);
Pengetahuan konseptual juga tidak terpisah dari pengetahuan indrawi. Pikiran manusia secara langsung tidak dapat membentuk suatu konsepsi-konsepsi tentang objek-objek dan perkara-perkara eksternal tanpa berhubungan dengan alam eksternal. Alam luar dan konsepsi saling berpengaruh satu dengan lainnya dan pemisahan di antara keduanya merupakan aktivitas pikiran

5. Pengetahuan partikular (particular);
Pengetahuan partikular berkaitan dengan satu individu, objek-objek tertentu, atau realitas-realitas khusus. Misalnya ketika kita membicarakan satu kitab atau individu tertentu, maka hal ini berhubungan dengan pengetahuan partikular itu sendiri.

6. Pengetahuan universal (universal).
Pengetahuan universal mencakup individu-individu yang berbeda. Sebagai contoh, ketika kita membincangkan tentang manusia dimana meliputi seluruh individu (seperti Muhammad, Ali, hasan, husain, dan …), ilmuwan yang mencakup segala individunya (seperti ilmuwan fisika, kimia, atom, dan lain sebagainya), atau hewan yang meliputi semua indvidunya (seperti gajah, semut, kerbau, kambing, kelinci, burung, dan yang lainnya).

Dalam filsafat Islam, pengetahuan itu hanya dibagi dua, yakni ilmu hudhuri dan hushuli. Dengan berdasarkan pada pembagian pengetahuan di atas, apabila kita ingin menyingkronkan pembagian pengetahuan menurut filsafat Islam, maka pengetahuan langsung (immediate) tersebut sama halnya dengan pengetahuan hudhuri dan pengetahuan tak langsung (mediated), pengetahuan indrawi, pengetahuan konseptual, pengetahuan partikular, pengetahuan universal tersebut dikategorikan sebagai pengetahuan hushul.

B. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
1. HAKIKAT PENGETAHUAN
Maksud dari pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran. Dalam komunikasi keseharian, kita sering menggunakan kalimat seperti, “Saya terampil mengoperasikan mesin ini”, “Saya sudah terbiasa menyelesaikan masalah itu”, “Saya menginformasikan kejadian itu”, “Saya meyakini bahwa masyarakat pasti mempercayai Tuhan”, “Saya tidak emosi menghadapi orang itu”, dan “Saya mempunyai pikiran-pikiran baru dalam solusi persoalan itu”.
Ketika mengamati atau menilai suatu perkara, kita biasanya menggunakan kalimat-kalimat seperti, saya mengetahuinya, saya memahaminya, saya mengenal, meyakini dan mempercayainya. Berdasarkan realitas ini, bisa dikatakan bahwa pengetahuan itu memiliki derajat dan tingkatan. Disamping itu, bisa jadi hal tersebut bagi seseorang adalah pengetahuan, sementara bagi yang lainnya merupakan bukan pengetahuan. Terkadang seseorang mengakui bahwa sesuatu itu diketahuinya dan mengenal keadaannya dengan baik, namun, pada hakikatnya, ia salah memahaminya dan ketika ia berhadapan dengan seseorang yang sungguh-sungguh mengetahui realitas tersebut, barulah ia menyadari bahwa ia benar-benar tidak memahami permasalahan tersebut sebagaimana adanya.
Pengetahuan adalah suatu keadaan yang hadir dikarenakan persentuhan kita dengan suatu perkara. Keluasan dan kedalaman kehadiran kondisi-kondisi ini dalam pikiran dan jiwa kita sangat bergantung pada sejauh mana reaksi, pertemuan, persentuhan, dan hubungan kita dengan objek-objek eksternal. Walhasil, makrifat dan pengetahuan ialah suatu keyakinan yang kita miliki yang hadir dalam syarat-syarat tertentu dan terwujud karena terbentuknya hubungan-hubungan khusus antara subjek (yang mengetahui) dan objek (yang diketahui) dimana hubungan ini sama sekali kita tidak ragukan. John Dewey menyamakan antara hakikat itu sendiri dan pengetahuan dan beranggapan bahwa pengetahuan itu merupakan hasil dan capaian dari suatu penelitian dan observasi. Menurutnya, pengetahuan seseorang terbentuk dari hubungan dan jalinan ia dengan realitas-realitas yang tetap dan yang senantiasa berubah.
Dalam pengetahuan sangat mungkin terdapat dua aspek yang berbeda, antara lain:
1. Hal-hal yang diperoleh. Pengetahuan seperti ini mencakup tradisi, keterampilan, informasi, pemilkiran-pemikiran, dan akidah-akidah yang diyakini oleh seseorang dan diaplikasikan dalam semua kondisi dan dimensi penting kehidupan. Misalnya pengetahuan seseorang tentang sejarah negaranya dan pengetahuannya terhadap etika dan agama dimana pengetahuan-pengetahuan ini nantinya ia bisa aplikasikan dan menjadikannya sebagai dasar pembahasan.
2.
2. Realitas yang terus berubah. Sangat mungkin pengetahuan itu diasumsikan sebagai suatu realitas yang senantiasa berubah dimana perolehan itu tidak pernah berakhir. Pada kondisi ini, seseorang mengetahui secara khusus perkara- perkara yang beragam, kemudian ia membandingkan perkara tersebut satu sama lain dan memberikan pandangan atasnya, dengan demikian, ia menyiapkan dirinya untuk mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru yang lebih global

2. SUMBER PENGETAHUAN
Pengetahuan yang kita bahas sekarang itu memiliki sumber (source) diantara nya adalah

1. Intuisi
Ketika kita berbicara mengenai intuisi subuah maen stream yang terbangun dibenak kita adalah sebuah eksperimen, coba-coba, yang berawal dari sebuah pertanyaan dan keraguan maka lahirlah insting. Sebuah bahasa sederhana juga penulis temukan penjelasan mengenai apa itu intuisi?, Kamus Politik karangan B.N. Marbun mengatakan : daya atau kemampauan untuk mengetahui atau memahami sesuatu tampa ada dipelajari terlebih dahulu

2. Rasional
Pengetahuan rasional atau pengetahuan yang bersumber dari akal adalah suatu pengetahuan yang dihasilkan dari proses belajar dan mengajar, diskusi ilmiah, pengkajian buku, pengajaran seorang guru, dan sekolah. Hal ini berbeda dengan pengetahuan intuitif atau pengetahuan yang berasal dari hati. Pengetahuan ini tidak akan didapatkan dari suatu proses pengajaran dan pembelajaran resmi, akan tetapi, jenis pengetahuan ini akan terwujud dalam bentuk-bentuk “kehadiran” dan “penyingkapan” langsung terhadap hakikat-hakikat yang dicapai melalui penapakan mistikal, penitian jalan-jalan keagamaan, dan penelusuran tahapan-tahapan spiritual. Pengetahuan rasional merupakan sejenis pengetahuan konsepsional atau hushuli, sementara pengetahuan intuisi atau hati adalah semacam pengetahuan dengan “kehadiran” langsung objek-objeknya atau hudhuri.

3. Emperikal atau pemakalah lebih suka dengan membahasakan nya dengan Indra
Tak diragukan bahwa indra-indra lahiriah manusia merupakan alat dan sumber pengetahuan, dan manusia mengenal objek-objek fisik dengan perantaraanya. Setiap orang yang kehilangan salah satu dari indranya akan sirna kemampuannya dalam mengetahui suatu realitas secara partikular. Misalnya seorang yang kehilangan indra penglihatannya maka dia tidak akan dapat menggambarkan warna dan bentuk sesuatu yang fisikal, dan lebih jauh lagi orang itu tidak akan mempunyai suatu konsepsi universal tentang warna dan bentuk. Begitu pula orang yang tidak memiliki kekuatan mendengar maka dapat dipastikan bahwa dia tidak mampu mengkonstruksi suatu pemahaman tentang suara dan bunyi dalam pikirannya. Atas dasar inilah, Ibn Sina dengan menutip ungkapan filosof terkenal Aristoteles menyatakan bahwa barang siapa yang kehilangan indra-indranya maka dia tidak mempunyai makrifat dan pengetahuan. Dengan demikian bahwa indra merupakan sumber dan alat makrifat dan pengetahuan ialah hal yang sama sekali tidak disangsikan. Hal ini bertolak belakang dengan perspektif Plato yang berkeyakinan bahwa sumber pengetahuan hanyalah akal dan rasionalitas, indra-indra lahiriah dan objek-objek fisik sama sekali tidak bernilai dalam konteks pengetahuan. Dia menyatakan bahwa hal-hal fisikal hanya bernuansa lahiriah dan tidak menyentuh hakikat sesuatu. Benda-benda materi adalah realitas-realitas yang pasti sirna, punah, tidak hakiki, dan tidak abadi. Oleh karena itu, yang hakiki dan prinsipil hanyalah perkara-perkara kognitif dan yang menjadi sumber ilmu dan pengetahuan adalah daya akal dan argumen-argumen rasional.

Akan tetapi, filosof-filosof Islam beranggapan bahwa indra-indra lahiriah tetap bernilai sebagai sumber dan alat pengetahuan. Mereka memandang bahwa peran indra-indra itu hanyalah berkisar seputar konsep-konsep yang berhubungan dengan objek-objek fisik seperti manusia, pohon, warna, bentuk, dan kuantitas. Indra-indra tak berkaitan dengan semua konsep-konsep yang mungkin dimiliki dan diketahui oleh manusia, bahkan terdapat realitas-realitas yang sama sekali tidak terdeteksi dan terjangkau oleh indra-indra lahiriah dan hanya dapat dicapai oleh daya-daya pencerapan lain yang ada pada diri manusia. Konsep-konsep atas realitas-realitas fisikal dan material yang tercerap lewat indra-indra, yang walaupun secara tidak langsung, berada di alam pikiran, namun juga tidak terwujud dalam akal dan pikiran kita secara mandiri dan fitrawi. Melainkan setelah mendapatkan beberapa konsepsi-konsepsi indrawi maka secara bertahap akan memperoleh pemahaman-pemahaman yang lain. Awal mulanya pikiran manusia sama sekali tidak mempunyai konsep-konsep sesuatu, dia seperti kerta putih yang hanya memiliki potensi-potensi untuk menerima coretan, goresan, dan gambar. Dan aktivitas persepsi pikiran dimulai dari indra-indra lahiriah.

Mengapa jiwa yang tunggal itu sedemikian rupa mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam menyerap semua pengetahuan? Filosof Ilahi, Mulla Sadra, mengungkapkan bahwa keragaman pengetahuan dan makrifat yang dimiliki oleh manusia dikarenakan kejamakan indra-indra lahiriahnya. Mulla Sadra juga menambahkan bahwa aktivitas persepsi-persepsi manusia dimulai dari jalur indra-indra itu dan setiap pengetahuan dapat bersumber secara langsung dari indra-indra lahiriah atau setelah berkumpulnya konsepsi-konsepsi indrawi barulah pikiran itu dikondisikan untuk menggapai pengetahuan-pengetahuan lain. Jiwa itu secara esensial tak mempu menggambarkan objek-objek fisikal tanpa indra-indra tersebut

4. Wahyu
Sebagai manusia yang beragama pasti meyakini bahwa wahyu merupakan sumber ilmu, Karena diyakini bahwa wakyu itu bukanlah buatan manusia tetapi buatan Tuhan Yang Maha Esa
1.DEFENISI ilmu pengetahuan
a.Sekumpulan proposisi sistematis yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan yang benar dengan ciri pokok yang bersifat general, rational, objektif, mampu diuji kebenarannya (verifikasi objektif), dan mampu menjadi milik umum (Communality, The Liang Gie, 1991).
b. Pengetahuan yang diatur secara sistematis dan langkah-langkah pencapaiannya dipertanggung-jawabkan secara teoritis (C, Verhaak).
c. Masih banyak definisi lain (lihat di halaman selanjutnya).
d. Kumpulan pengetahuan yang benar :
-Mempunyai obyek dan tujuan
- Disusun secara sistematik,
- Berkembang dengan metode ilmiah,
- Berlaku universal dan dapat diuji kebenarannya (diverifikasi).

Sumber
www.google.com
http://referensiassyariabdullah.blogspot.com/2008/04/definisi-dan-jenis-jenis-pengetahuan.html
www.wikipedia.com
Wednesday, October 27, 2010

We know nothing – We know all thing ..

=========================================================================

1st Day .

Assalamualaikum ..

Me : Kembali lagi diblog ini saya . Dhimas Widhiyanto akan menceritakan dan membuat suatu tulisan LIVE di blog dengan maksud dan tujuan untuk mengerjakan kewajiban saya sebagai mahasiswa yang memang harus mengerjakan tugas-tugas ini tanpa mengurangi rasa hormat kami para mahasiswa kepada para dosen . horas ! *loh* .

ATTENTION !! Cerita ini hanya sebuah karangan Fiktif – Semi komedi biasa yang dibuat oleh orang biasa dengan kemampuan biasa dan hanya berada di kamar dengan luas dan isi yang biasa layaknya kamar anak laki-laki biasa ..

Dhimzz : *plak ! . Nabok gue * lama bener itu lo ngasih kata pengantar . buru lah . keburu kurus gue nungguin lo ngoceh kayak gitu …

Me : *geleng-geleng sambil liat kangguru hamil * . Maaf sodara-sodara . tadi ada gangguan . jiakakaka ..
Oke . we must back to topic .. hmm .. about something like We Know Nothing – We Know All thing .


At the moment in 1st day .

Dhimzz : Woi .. udah belom intermezzo *maen nyebut tanpa tau artinya* nya . jelasin lah tuh ttg WKN – WKA ..

Me : Apaan tuh WKN – WKA ?? *mikir*

Dhimzz : We Know Nothing – We Know All thing pinter !

Me : Ooh .. ngobrol dong (_ _”) . Hmm . gini .. lo tau ga tuh kalimat kalo ditranslate ke bahasa indonesia jadi kayak gimana ??

Dhimzz : tau lah .. artinya jadi kayak gini , Kita ga tau apa-apa - Kita tau segalanya . Benar begitu bukan ?? /rese

Me : Nah tuh tau . terus ngapain nanya ??? Hahahahaha … *Guling-guling di tembok*

Dhimzz : *SENSOR* !! . Kalo begitu doang mah nenek-nenek bule sekarat mao mati abis keselek rendang juga tau kale … maksud gue tuh secara luas nya .. gitu loh !! . kalo ga salah kan itu ada filosofinya ya *apadah (“_ _)*

Me : Ooh . kayaknya sih iya begitu . *Mikir* . Hmm ..

Dhimzz : Eet dah lama amat mikirnye .. jangan mikirin cewe lo dolo . ntar aje itu mah …

Me : Bawel , jadi gini .. bahas dari yang We Know Nothing dolo oke ??
Dhimzz : Sekarepmu ..

Me : (_ _”) Semuanya itu dimulai dari nol . Semua yang lo tau , yang lo lakuin , yang lo lupain , itu awalnya dari nol . dari ketidak tahuan . Dari situ tuh makanya dalam diri kita muncul Rasa Ingin Tahu . Nah karena rasa ingin tahu tersebut makanya kita mencoba untuk “belajar” agar bisa tahu apa yang pengen kita ketahuin . ngerti ??

Dhimzz : I see I see .. terus ??

Me : Widii bule nya keluar .. make bahasa inggris nih ?? awkawkkawk …

Dhimzz : Dikit-dikit engga apa-apa dong .. :P dah lanjutt ..

Me : Oke lanjut .tadi sampe mana ?? oia .. hmm … ngambil contoh yang paling awal dolo . Mungkin lo pernah mendengar pepatah yang berbunyi “manusia tidak pernah puas”, dalam pepatah ini terdapat dua pengertian yakni ; negatif dan positif.

Dhimzz : Negatif nya dimana ? Positif nya dimana ??

Me : Negatif karena terkadang dalam kehidupan ekonomi manusia tidak pernah puas akan apa yang telah dimilikinya dan terus mencoba melebihi apa yang sudah jadi batas kemampuannya, jadi tuh hidupnya bersifat konsumtif bukan produktif. Lo banget ya ?? hehehe ..

Dhimzz : begh . nyadar diri mas . lo aje kalo dah jajan ga kira-kira .. dah lanjut ke positifnya ..

Me : hehehe … yauda lanjut .
Positifnya tuh ya karena manusia ga pernah puas akan ilmu, pengetahuan, informasi, dsb yang udah die punya maka dari itu manusia akan terus dan terus belajar dalam hidupnya. Inilah maksud dari “We Know Nothing” sebagai manusia yang terus belajar dan menggali ilmu . Ya karena itu juga merupakan hak individu masing-masing . lo tau ga sebenernya tuh dalam hal mencari ilmu ga mesti disekolah juga ??

Dhimzz : iye tau .. model kayak homeschooling gitu kan ??

Me : Bener . Jadi gini . Dalam menggali ilmu (pendidikan) biasanya kita langsung berfikir tentang sekolah padahal menggali ilmu itu sendiri dibagi menjadi 2 macam, formal dan non formal .

Dhimzz : Masa ??? *pasang muka ngeselin *

Me : Jiah .. baru mau gue jelasin .

Dhimzz : Lanjuuuttt ~~

Me : Zzzz (_ _”) . gini :
• Pendidikan formal: merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
• Pendidikan nonformal: paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja.Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. Pendidikan Kesetaraan A, B, C; Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) .
Dhimzz : Pendidikan Kesetaraan A, B, C itu apaan ??

Me : Ha ??? ga tau deh .. itu juga kata emak gue . hehehe

Dhimzz : * GUBRAK !*

Me : Ngape lu ??

Dhimzz : Engga .. tadi ada monyet lagi ngupil . dah lanjut ..

Me : *Buset* .. hmm .. apa lagi ya .. tapi lo dah ngarti belom ?? ntar gue dah cerita panjang lebar malah ga ngarti .. malah laper pula ini perut ku *logat batak*

Dhimzz : Tenang ntar gue beliin tahu isi .

Me : Jiaaahh tahu isi ….

Dhimzz : Bawel . Hmm .. Intinya itu belajar . bener ga ?? karena kita ga tau apa-apa . makanya kita ‘belajar’ . Belajar mengetahui sesuatu yang belom pernah kita ketahui . kita lakuin . bener ga sih ?? *garuk-garuk kepala*

Me : Iya bener .. gini deh .. gue kasih contoh yang rada simple lagi .. maunya contoh tentang apa nih ??

Dhimzz : Hmm , tentang game aja deh . hehehe ..

Me : Game ya .. hmm *Mikir*

Dhimzz : Bisa ga ??

Me : Hmm .. oke . jadi gini .. Misal lo maen game yang genre-nya RPG yang emang udah banyak digemari banyak orang . tapi pas lo baru mo maenin, lo ga ngerti cara nginstallnya , otomatis lo nanya dong ama yang dah pernah maenin tuh game ?? iya toh ??

Dhimzz : Ho oh . Terus ?

Me : Ya terus itu orang yang lo tanyain otomatis ngasih lo petunjuk How to Install it . Abis selesai di install lo maenin tuh game . terus ditengah jalan lo stuck ga tau mau di apain lagi tuh game padahal itu lagi seru-serunya . lo nanya lagi dah ama tuh orang ..

Dhimzz : Hmm . Terus ??

Me : terus ya tu orang ngasih tau lu walkthrough nya biar lu ga nanya-nanya lagi ama tuh orang .

Dhimzz : Lah kok gitu ?? Ga mau capek juga ternyata tuh orang . hahaha

Me : Bawel . Contoh doang itu juga . (_ _”)

Dhimzz : Hehehe , terus gimana ??

Me : ga ngerti juga maksudnya ?? hadoh .. jadi gini .. proses yang kayak gitu tuh ga akan selesai-selesai kalo di lanjutin lagi , karena ada nya Rasa Ingin Tahu yang tadi gue bilang di awal . Pada saat lu selesai maenin tuh game . Tamat . The End . Selesai ,atau apalah . Terus liat waktu lo selesaiin tuh game kok lama amat . Otomatis lo nya pengen nyoba lagi gimana sih biar cepetnya . Terus-terus sampe lo nya bosen karena dah dapet waktu paling cepet . Terus lo nyari tahu deh tuh ada apa engga cheat nya itu game , biar makin cepet lu selesaiin itu game , abis nemu cheat-nya , lo pake deh , terus lo bilang deh ama temen-temen lo yang ga pernah maenin itu game kayak gini “eh eh , gue abis maenin game ini loh . keren abis gila !!“ .

Dhimzz : Ga gitu juga kalee mas . Terus gimana lagi ??

Me : ya begitu terus prosesnya . muter-muter sampe ada game baru yang lebih menantang , kan tadi gue bilang , Manusia itu ga pernah puas dan itu mungkin contoh dari We Know Nothing . Ga tau deh bener apa engga nya .. hahahaha .. :D

Dhimzz : yaaa .. overall I understand what you said . intinya selama kita manusia , tanpa terkecuali mahluk-mahluk lainnya yang memiliki rasa ingin tahu pasti akan terus mencari tahu apa-apa yang belum kita ketahui . maka nya bisa ada kata We Know Nothing gitu .

Me : Hahahaha .. iya kali .. gue juga ga tau tuh ada kata-kata dari gitu darimana .. capek gue ngoceh begini ..

Dhimzz : Lah kan We Know All thing nya beloman ??

Me : Ntar dolo ngape cuy , makan dolo nih .. laper .. lanjut besok dah .

Dhimzz : Yowes . ane juga mau pergi dolo gan .. besok lanjut lagi disini di tempat yang sama saat kita berdua berjumpa ..

Me : Jiaah Maho-nya kumat . Najiiis !! *Kabuuuur ~~*

=========================================================================
2nd day .

Me : Kemana tuh orang , katanya mao balik lagi .. hadooh-hadooh … bikin ribet ae dah .. Baiklah pemirsa , tanpa mengurangi rasa sayang ku pada Allah SWT , Rosul-Nya , Keluarga ku dan kekasih ku . Kita mulai saja bahasan yang telah tertunda gara-gara si maho itu . Jiakakak ..


We Know All thing

We Know All thing , sekilas kalimat itu memiliki makna yang positif karena bila di terjemahkan kebahasa Indonesia , kalimat tersebut berarti Kita Tahu Segalanya . Tapi mengapa kalimat tersebut tidak lebih baik dari We Know Nothing yang telah saya jelaskan pada kesempatan sebelumnya … ??? . Mari kita bahas disini .
Mengetahui berbagai hal *baik itu hal-hal dunia maupun akhirat . loh – ga segitunya juga kali * memang merupakan dambaan . Keinginan . cita-cita *Masa ??* setiap manusia didunia ini , karena hal tersebut terkesan seperti layaknya orang yang cerdas, pandai, berwawasan luas, mengerti akan apapun ,dan blablabla . Tapi disini saya akan membahas bahwa We Know All thing itu sendiri memiliki makna negative . Trust me It’s True !! :P

Jadi begini ceritanya . Pada jaman dahulu kala,terdapat anak manusia yang memiliki kekuatan super yang dimana dirinya dapat mengetahui segalanya ,baik yang ada dibumi ini , bahkan diluar bumi , sampai-sampai dia tahu kalo dirinya akan mati kalau dia mengingat bahwa ternyata dia adalah manusia super . Suatu ketika temannya bertanya apakah dirinya ingat kalo dia manusia super dan saat dia mengingatnya . Dia tewas . Selesai . Tamat . The End .

Loh . Ga nyambung . *Plak !*
=========================================================================

Gini-gini . Kadang orang yang sudah mengetahui segala hal akan menjadi sombong dan malas, karena dia merasa dirinya telah mencapai tempat teratas dari rantai makanan *Loh!* maksud saya titik teratas dari suatu pengetahuan.
Ini juga bisa berdampak ke hubungan social dengan orang-orang disekitarnya , orang di sekitarnya itu pun tidak akan memiliki interesting (ketertarikan , minat , kemauan , keinginan , apalah terserah ) dalam berbicara dengan dirinya.

Hal yang saya katakan barusan itu hanya sebagai contoh pendek mengapa We Know All thing tidak lebih baik dari We Know Nothing karena menurut kebanyakan orang sih ya, ini tuh cuman perbedaan paham dan cara kita aja memandang bagaimana sih sikap kita kalo udah ngadepin ilmu pengetahuan dan teknologi informasi [kalo ga salah biasa di bilang IPTEK ya ?? . Ga tau juga sih , cari sendiri aja ya ^^ ]di sekitar kita. Sebenarnya gampang banget kaleee !! *logat lebaynya Fitri Tropica :D *, Intinya , seseorang yang bilamana memiliki pemikiran dengan konsep We Know Nothing maka akan jauh lebih berkembang ketimbang orang yang memiliki konsep pemikiran yang We Know All thing .

Hmm .. dibawah ini saya punya beberapa contoh yang [ MUNGKIN ] ada hubungannya dengan WKN – WKA . yang saya kutip dari blog tetangga sebelah :D .

*Hayooo .. tau ga tuh maksudnya WKN_WKA itu apa .. kalo ga tau makanya baca dulu dong cerita sebelumnya .. ^^ *

“Jika kau hanya melakukan apa yang kau tahu bisa kau kerjakan, kau tidak akan bisa berbuat lebih.” Tom Krause (1934), motivator, guru, dan pelatih”.

Kalimat emas di atas jelas menggambarkan jika kita hanya melakukan apa yang kita bisa dan ketahui itu hanyalah akan menjadi sia-sia, karena kita tidak akan mendapatkan hal yang berguna untuk masa depan kita. Mencoba hal baru adalah hal yang dianjurkan dalam quotes ini, karena dengan bereksperimen akan hal yang belom pernah kita lakukan akan memberikan pengetahuan baru yang tentunya akan berguna untuk masa depan kita.

Memang pengalaman itu adalah guru yang paling baik . Dari mulai pengalaman buruk sampai pengalaman yang menyenangkan pun memiliki pelajaran tersendiri . Maka dari itu , seseorang yang berpengalaman akan lebih mengerti tentang segala hal yang belum diketahui oleh orang yang belum berpengalaman . *Nenek-nenek sekarat mau mati karena keselek laler juga tau ! *

* Dangdutan dolo aah ~~ * Masa muda adalah masa yang berapi-api, syalalalala ~~

Begitulah yang dikatakan oleh raja dangdut Indonesia bang haji Rhoma Irama . Menurut saya *ga tau deh nih yang dimaksud Saya itu siapa . Loh kok bisa ?? *Plak !** Hal ini sangat-sangat Teerrr laaaa luuuuu *logatnya bang haji* positif dalam pengertian semangat yang tinggi dalam meraih cita-cita juga berbagai hal tentang hidup .

Me : Hufff .. Capek juga seharian cerita ngejelasin apa itu WKN – WKA . Biarin dah tuh si Dhimzz kalo mao tau tentang lanjutan yang kemaren suruh cari tau aja sendiri ,Tanya-tanya mbah Google .
Hehehe *Pasang muka nyebelin*

*Wuuuuuuuusssshhhhh ~~ *
Hembusan angin melewati ku dari belakang dan dengan sekejap datanglah perasaan-perasaan parno kayak saat gue baca buku The True Asian Ghost Story di WC saat malam hari ..

Dhimzz : Woiii !! Meeee ~~~

Me : *Celingak – Celinguk* ha ?? ada yang tereak ya ???

Dhimzz : *Plak !* Woii Me . Gue panggil juga … ga nengok lu, pinter .. ! gimana nih lanjutan kemaren ?? jadi kan ??

Me : ha ??? Me ?? nama gue Dhimas, dodol ! . Bukan Me … !!

Dhimzz : Lah itu kenapa lo tulis “Me” di dialog kite ?? ..

Me : Waduuh .. itu bahasa inggris atuh om !.. artinya SAYA !! hadooh ..

Dhimzz : Oooh .. Bahasa inggris toh . kirain nama lo .. awkawkkawkaw … sorry-sorry .. :P * sambil ngupil *
Me : !W@$!#@$!#@$!@!%@#!@# !!!!!!!!!!!!!!!!

Dhimzz : Yauda jelasin lagi dong .. kemaren kan belom kelar .. hehehe ..

Me : *dalam hati : Tuh muka kayak makibao lagi nyengir * baca aja sendiri noh , tadi dah gue jelasin semua . ntar kalo belom ngarti baru Tanya gue lagi . kalo bisa gue jelasin ntar gue jelasin lagi … :D

Dhimzz : Ga ngarti mas ..

Me : Baca dolo setaan !!!!

=========================================================================
Thursday, October 21, 2010

Beras - Nasi [??]

Dhimas Widhiyanto 11110932 Sistim Informasi 1KA21





Hah ?? beras – nasi ? apaan sih ? ..


Nih saya kasih tau .. [tapi masa ga tau sih ?? ente dari planet mana gan ga tau yang namanya beras ama nasi ??? *Jayusnya kumat ^^* ] . hahaha ..

Baiklah,dengan segala rasa hormat tanpa mengurangi sedikitpun derajat manusia dimuka bumi ini *loh*, saya selaku pembuat tulisan dengan ini akan menjelaskan tentang apa itu beras dan apa itu nasi beserta beberapa filosofi yang saya ambil dari beberapa sumber sebagai referensi … ^^

Beras . Beras adalah bagian bulir padi [biasa sih disebut gabah] yang telah dipisah dari sekam . Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi) dan 'lemma' (bagian yang menutupi).

[Sekam ?? palea ?? lemma ?? apadah .. cari tau sendiri aja ya ^^ ]

Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras.

Beras sendiri secara biologi adalah bagian biji padi yang terdiri dari

  • aleuron, lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit,
  • endosperma, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada, dan
  • embrio, yang merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak dapat tumbuh lagi, kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam bahasa sehari-hari, embrio disebut sebagai mata beras

Macam dan warna beras

  • Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik, akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia.
  • Beras "biasa" yang berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini mendominasi pasar beras.
    Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu.
    Beras hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam.
    Ketan (atau beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin.
    Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam.
  • Beberapa jenis beras mengeluarkan aroma wangi bila ditanak (misalnya 'Cianjur Pandanwangi' atau 'Rajalele'). Bau ini disebabkan beras melepaskan senyawa aromatik yang memberikan efek wangi. Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi objek rekayasa genetika beras.

Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air.

Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat:

  • amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang
  • amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket

Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras .

Itu tadi tentang beras [ngambil dari Wikipedia :D ] sekarang kita bahas tentang nasi-nya !

Nasi

Nasi adalah beras (atau kadang-kadang serealia lain) yang telah direbus (dan ditanak). Proses perebusan beras dikenal juga sebagai 'tim'. Penanakan diperlukan untuk membangkitkan aroma nasi dan membuatnya lebih lunak tetapi tetap terjaga konsistensinya. Pembuatan nasi dengan air berlebih dalam proses perebusannya akan menghasilkan bubur.

Warna nasi yang telah masak (tanak) berbeda-beda tergantung dari jenis beras yang digunakan. Pada umumnya, warna nasi adalah putih bila beras yang digunakan berwarna putih. Beras merah atau beras hitam akan menghasilkan warna nasi yang serupa dengan warna berasnya. Kandungan amilosa yang rendah pada pati beras akan menghasilkan nasi yang cenderung lebih transparan dan lengket. Ketan, yang patinya hanya mengandung sedikit amilosa dan hampir semuanya berupa amilopektin, memiliki sifat semacam itu. Beras Jepang (japonica) untuk sushi mengandung kadar amilosa sekitar 12-15% sehingga nasinya lebih lengket daripada nasi yang dikonsumsi di Asia Tropika, yang kadar amilosanya sekitar 20%. Pada umumnya, beras dengan kadar amilosa lebih dari 24% akan menghasilkan nasi yang 'pera' (tidak lekat, keras, dan mudah terpisah-pisah).

Nasi dimakan oleh sebagian besar penduduk Asia sebagai sumber karbohidrat utama dalam menu sehari-hari. Nasi sebagai makanan pokok biasanya dihidangkan bersama lauk sebagai pelengkap rasa dan juga melengkapi kebutuhan gizi seseorang. Nasi dapat diolah lagi bersama bahan makanan lain menjadi masakan baru, seperti pada nasi goreng, nasi kuning atau nasi kebuli. Nasi bisa dikatakan makanan pokok bagi masyarakat di Asia, khususnya Asia Tenggara

Nah itu tadi beberapa hal tentang beras dan nasi .. terus gimana prosesnya dari beras bisa jadi nasi ?? .. cekidot !

[tapi yang ini khusus cara modern dengan magic com/ magic jar / apalah .. ]

1) Lama Pemanasan
Tau nggak kalau memanghangatkan nasi itu nggak boleh semalaman? Pemanasan yang berlebihan akan menyebabkan nasi cepat basi. Karena itulah tips pertama yang harus dilakukan adalah, menghindari pemanasan nasi pada malam hari. Biar nasi yang kita masak awet, lepas kabel magic com pada malam hari, dan pasang kembali di pagi hari sewaktu mau sarapan. Selain menghindari nasi yang basi, agan-agan juga bisa menghemat listrik. hehhehehe

2) Jenis Majic Com
Magic Com sendiri punya jenis jar yang berbeda. Jenis magic com dengan jar teflon memiliki keuntungan yaitu anti lengket. Namun sayangnya, jar jenis teflon memiliki kemampuan menyimpan bau.

Jenis stainless steel yang tidak anti lengket tidak menyimpan bau gan. Tapi konsekuensinya berat nih, cara membersihkannya susah. Nasi jadi nempel-nempel gitu di jarnya.

tips ane, pakai yang teflon aja. tapi, agan harus lebih pinter waktu nyicinya. jampurin sedikit perasan jeruk lemon atau kopi bubuk waktu nyuci. itu bisa membantu menghilangkan bau yang 'disimpan' oleh teflon.

3) Keadaan Pengeluaran Uap (steam Outlet)
Percaya nggak percaya, lubang kecil-kecil yang ada di magic com ternyata mengundang bakteri penyebab bau busuk gan. Ini dia alasan mengapa pemanasan terlalu lama perlu dihindari. Uap nasi yang penuh dengankarbohidrat menjadi daya tarik bakteri untuk membentuk koloni di steam otletnya. Metabolisme bakteri mengeluarkan uap air yang dapat menetes ke bagian nasi. Inilah yang menyebabkan nasi jadi basi, bau, menguning gan..

4) Jenis Beras
untuk yang satu ini, kita harus pinter mengetahui jenis beras apa yang kita gunakan. Ada beberapa jenis beras yang 'berani air', artinya memasak beras ini diperlukan air yang cukup banyak. tapi secara umum, air yang digunakan adalah satu lipat garis jari di atas takaran beras.

5) Tips Tambahan
Ini sih ane kagak tau alasan ilmiahnya. Tapi, menguningnya nasi dan basinya nasi dalam magic com bisa dihindari dengan penambahan perasan jeruk nipis gan.

jadi ketika nasi kita masak dalam magic com, dalam keadaan setengah matang (liat uap air yang kelur dari magic com mulai banyak), tutup magic com kita buka, terus tambahin aja perasan jeruk nipis.

1/2 perasan jeruk nipis = 1/2 L beras

Oke sekian tentang beras nasi dari saya *Loh* . hahaha . ga deng salah .. bukan begitu maksudnya . disini mungkin akan lebih membahas tentang filosofi atau filsafat atau yang semacamnya lah . karena dalam sebutir beras – maupun sepiring nasi pun memiliki hikmah-hikmah tersendiri yang [mungkin] bisa kita ambil dan di pelajari hikmahnya .. hmmm …

Sejujurnya saya bingung harus mulai darimana *halah* . tapi oke . kita mulai saja ..

Nasi putih, dikonsumsi oleh lebih dari 500 juta jiwa di Asia Tenggara sendiri. Mulai dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan seterusnya.

Sebuah makanan dasar yang memenuhi kebutuhan karbohidrat kita, berwarna putih, berbentuk lonjong yang imut mengundang selera makan, rasa nikmat memberi kepuasan batin dan lahiriah. Tetap sedap jika dikonsumsi bersama lauk-pauk lain mulai dari tumis daging, sayur cah kangkung yang menggoda, telur goreng, tempe, tahu, bahkan sampai makanan mewah bak steak, babi panggang (maaf teman-teman muslim, tapi anda sekalian tahu bahwa saya sangat menyukai makanan yang mengandung babi), dan masih banyak lagi.

Nasi pun bisa dimasak sedemikian rupa menjadi sebuah santapan yang bisa dinikmati semua kalangan dimulai dari pemulung hingga presiden: nasi goreng, nasi kuning, nasi telur, nasi mentega, nasi gila, nasi kucing, dan masih banyak lagi.

Satu lagi kehebatan nasi yang saya berhasil pelajari sewaktu saya bertualang ke Jogjakarta bersama Ayah saya: Nasi, di manapun, kapanpun, dalam situasi apapun, bisa mengumpulkan sekelompok orang asing dalam sebuah meja makan dan melupakan perbedaan mereka dengan menikmati nasi dan makanan yang tersedia. Nasi itu hebat ya?

Tetapi, jika kita pikirkan bersama, sebutir nasi itu memiliki sebuah cerita tersendiri yang bisa kita ambil sebagai sebuah pelajaran hidup.

Semua itu dimulai dari tanaman padi… yang dipanen oleh para petani setelah menguning, dan dipukuli ke sebuah papan agar bulir-bulir padi itu bisa rontok dan dikumpuli. Setelah dikumpuli bulir-bulir padi yang rontok tersebut, mereka akan dibawa dan dituang kedalam sebuah lesung untuk sekali lagi, dipukuli oleh alu-alu. Bulir-bulir padi ini akan lepas dari kulitnya dan akan berubah menjadi butir-butir beras. Setelah itu, semua itu akan dikumpulkan, dikarungi dan dijual sebagai beras siap masak.

Nah, sekarang mari kita bayangkan jika beras itu adalah jati diri kita masing-masing. Dimulai dari awal pertumbuhan… pada saatnya akan ‘menguning’-matang dengan seiiringnya waktu. Pematangan ini pun tergantung dari kondisi tanah, yang bisa kita artikan kondisi lingkungan di mana kita tumbuh. Namun, ini pun juga bisa menjadi pelajaran, jika memang bibit padi itu sebuah bibit unggul, maka ia pun akan tumbuh dengan baik.

Setelah ‘matang’ maka kepribadian beras itu dicoba. Dibanting dari batang utamanya, mungkin ini bisa kita artikan ketika kita, sebagai remaja atau sebagai seorang individu, ‘dilepas’ untuk merantau di dunia nyata. Setelah kita semua ‘lepas’ dari batang utama kita, yaitu orang tua kita, maka kita dihentak, di’alu’ oleh kenyataan dunia. Setelah bulir-bulir padi itu lepas dari sekamnya, bisa kita artikan sebagai semua topeng dan apapun yang menutupi jati diri kita yang sebenarnya ‘terpecahkan’ atau ‘terkupas’ dan menunjukkan apa buah, apa inti sebenarnya.

tetapi hati-hati, karena terkadang sekam itu terlihat gemuk dan padat, namun bisa saja kosong, atau berisi beras yang busuk.

Beras itu pun siap masak dan siap untuk disantap.. Coba pikirkan bahwa semua ujian dan semua cobaan itu akan berhasil pada akhirnya akan menjadi sebuah pencapaian yang berarti bagi kita. Sebuah hasil akhir yang sangat memuaskan, yang sangat nikmat yang adalah diri kita sendiri.

Satu hal lagi yang kita semua bisa petik dari nasi adalah, nasi adalah nasi. Dari mana pun, nasi Jepang, Nasi Indonesia, Setra Ramos, Rojolele, Pandan Wangi, apapun, jika dimasak akan menjadi nasi.

Nasi goreng, nasi kuning, nasi kucing, apapun bumbunya, apapun warnanya, apapun rasanya bahan dasarnya adalah nasi.

Begitu pula kita manusia. Bagaimanapun kita menghias diri, menutup diri, menolak diri, membuat diri kita ‘pedas’, ‘asin’, ‘asem’, ‘manis’ (ramai rasanya), kuning, putih, coklat, merah kita adalah diri kita sendiri. Kita tidak bisa menolak kenyataan bahwa kita diciptakan sebagai kita sendiri.

Janganlah membuang waktu dengan mencoba menjadi makanan lain jika kamu memang diciptakan sebagai beras.

Jadi intinya, kita adalah diri kita sendiri. Di manapun kita berada, siapapun kita ini, peganglah teguh jati diri kita karena itu adalah kekuatan kita.

Jadilah sebuah bibit unggul, yang akan membuat sepiring nasi yang nikmat disantap.

Sepiring nasi. Tidak banyak. Tapi, di sana ada pelajaran hidup. Sepiring nasi mengajarkan tentang proses yang mesti di jalani dalam hidup dan kehidupan. Tidak ada yang langsung jadi seperti yang di kisahkan dalam cerita Seribu Satu Malam dengan lampu Aladinnya. Tidak ada Sim Salabim, tidak ada Abrakadabra. Kita tidak sedang hidup dalam dunia mimpi.

Untuk bisa menjadi sepiring nasi yang menemanimu saat pagi, siang dan bahkan malam. Nasi-nasi itu sebelumnya hanyalah bulir-bulir padi. Untuk menjadi bulir-bulir padipun, ia harus menerima serangkaian proses.

Petani menjadi pahlawan untuk setiap bulir padi itu. Dari ketika matahari mulai merangkak di langit timur, petani harus bangun. Sering hanya dengan sarapan segelas kopi. Petani menyandang pacul, turun ke sawah. Bermain dengan lumpur, lintah-lintahpun seperti gandrung mengganggunya, menghisap darah petani. Tanah-tanah persawahan di cangkul oleh sang pahlawan itu. Setelah menunggu sampai beberapa lama hingga bisa di tanami. Kembali, terjun ke sawah untuk menanaminya. Menjaga hingga beberapa bulan yang melelahkan. Tidak mengacuhkan matahari yang membakar, keringat yang mengucur deras. Hingga, kilau memancar dari setiap bulir padi di tengah persawahan. Sejuk dan sangat indah.

Burung-burung pipitpun terlihat begitu kegirangan, tak bisa menahan hasratnya untuk sekedar mencicipi beberapa biji padi. Sampai kemudian, tiba saatnya padi itu harus di pisahkan dari batangnya, di potong oleh petani dengan senyum sumringah oleh panen yang bakal ia tuai.

Untuk memotong juga tidak cukup dengan waktu yang sebentar saja, tapi sampai berhari-hari. Petani tidak menghitung, berapa ribu liter sudah peluh mengucur dari tubuhnya. Setelah selesai padi harus di bawa ke penggilingan. Padi itu di rontokkan kulit-kulitnya hingga berubah warna dari kekuningan menjadi putih. Namanya berubah menjadi beras, menggoda perut-perut yang lapar. Tapi, tentu saja, beras ittu tidak bisa langsung ditelan. Beras itu harus di cuci dan di panaskan di atas api.

Beberapa bulan yang lalu beras itu harus di panggang di bawah matahari. Setelah di panen, menjelang di giling juga harus di jemur di bawah matahari. Panas, dan untuk menjadi nasi juga harus menerima panas lagi dari api di tungku. Bulir-bulir beras itu musti rela kembali di bakar dengan api sampai menjadi nasi. Sebuah proses yang lumayan panjang.

Persis sama juga dengan ulat-ulat di dedaunan yang harus menjalani waktu yang tidak singkat untuk bisa menjadi seekor kupu-kupu yang meneduhkan pandangan.

Alam memberi pelajaran pada proses yang harus di jalani dalam hidup. Untuk bisa menerima sesuatu yang berharga, serangkaian kepahitan menjadi satu syarat. Keberhagaan hidup bukan hadiah tak berimbalan. Ia adalah buah dari setiap yang kita tabur. Satu piring nasi tidak bisa mengeyangkan ketika tangan masih enggan untuk terayun menyuapkan nasi itu ke rongga mulut.

Tak pelak, kesediaan menerima semua proses itu berjalan menjadi satu hal yang mutlak harus. Kita sendiri dulu hanyalah seorang bayi yang tidak berdaya, tidak memahami kenapa harus terlahir. Lahir tanpa membawa apa-apa. Telanjang saja berbaju lendir dan darah dari rahim ibu. Serangkaian proses telah menjadikan kita sebagai remaja dan kemudian dewasa. Kelak kita juga menjadi tua.

Namun, akankah kita membiarkan hidup berjalan begitu saja tanpa ada upaya untuk bisa membuat dan melakukan sesuatu yang berharga? Tentu, kita takkan menginginkan diri kita ini hanya lahir, hidup dan lantas mati. Karena pikiran dan segenap anggota tubuh yang telah di anugerahkan Tuhan sangatlah berharga. Kitapun yakin Ia ciptakan semua ini tidaklah asal jadi. Ia tahu yang kita butuhkan.

Kasihan sekali jika kita sampai hari ini masih belum tahu fungsi dari setiap inci anggota tubuh yang di beri-Nya. Taburlah harapan kebaikan. Pergunakan semua yang di berikan Tuhan dengan optimal, hingga kita bisa menghadirkn sesuatu yang BESAR untuk wajah bumi ini. Bisa di lihat oleh keturunan yang hidup di kemudiannya. Walau niat kita tidak sesederhana sekedar untuk mengundang decak kagum mereka. Melainkan kontribusi tulus yang di dedikasikan untuk perkembangan manusia masa depan secara keseluruhan.Terakhir, saya ingin katakan, setiap manusia yang sudah pernah berhasil, selain menerima dan menjalani begitu panjang proses. Juga mereka mengerahkan semua daya yang di berikan Tuhan. Semua titipan-Nya tidak di biarkan terbengkalai. Pengerahan semua daya itu menjadi harga untuk membayar sukses hidup yang di impikan. Berikan setengah maka anda dapatkan stengah, berikan semua maka anda akan dapatkan yang jauh lebih besar dari yang anda bayangkan.

Tambahan

Beras dan Kuliah … Apa hubungannya ???

Memang si beras dan si kuliah itu gak ada di dalam satu konteks yang sama. Udah Jelas beras itu bahan makanan dan Kuliah itu kegiatan. Tapi kalo disambung- sambungin akhirnya ada hubungannya kok. Untuk lebih jelasnya baca notes ini sampai selesai ya .

Beras ( asalnya dari padi, kepanjangan kalo diterusin), nasib dari si beras itu ada 3 yaitu jadi nasi, jadi bubur atau jadi rusak. Nah semua itu tergantung dari si ‘Empu-nya’ beras buat ngolahnya. Nah terus hubungannya sama kuliah apa?

Nah hubungan beras ama ’3 takdir beras’ itu adalah sama- sama ditentuin sama siapa yang mau ngejalanin kuliah itu. Orang yang mau kuliah bisa milih, dia mau jadi nasi, bubur atau beras yang rusak.

Kalo dia mau jadi nasi yang disukain banyak orang dia harus bener2 ngejalanin kuliahnya, ngejalaninya dengan enjoy gak beban dan satu lagi hal yang paling penting, yaitu dapet HASIL dari kuliahnya. Maksud HASIL itu adalah ilmu, baik ilmu formal yang didapet dari kuliahnya atau ilmu non-formal yang didapet dari pergaulan pas dia lagi kuliah.

Trus kalo misalnya dia jadi bubur, mungkin dia ngejalanin kuliah cuma sebatas tuntutan dari lingkungannya, ibaratnya tuh kayak pribahasa ‘hidup segan mati tak mau’,ga pas , ga nyaman , ga sreg sama kuliah yang dipilihnya . tapi akhirnya dia sadar apa yang udah dipilihnya itu udah gak bisa ‘direwind’ lagi [emang mp3 apa bisa di rewind .. :hammer: ], dan akhirnya dia berusaha buat bisa ngambil esensi dari kuliah ‘kepaksanya’ itu, meski cuma sedikit. Dan akhirnya dia pun bisa jadi bubur, meki dari bahan yang sama tapi dengan proses yang lebih lama dan kandungan zat yang lebih sedikit dari nasi.

Dan yang terakhir adalah jadi beras rusak, kalo ini udah kejelas, kuliahnya Gagal dan gak dapet sedikitpun HASIL dari kuliahnya. Biasanya ini dialamin sama orang yang kuliah cuma sebatas ngejar gengsi dan paksaan lingkungan, dia masuk kuliah, dia gak suka ama jurusannya, dia gak nge-click ama kehidupan kampusnya dan akhirnya dia gak enjoy buat kuliah, akhirnya cabut2an dan nilai gak bener, dan dia pun SUKSES jadi beras rusak yang tinggal dibuang aja.

Sumber :

Kabar Indonesia

http://ryanbhuled.wordpress.com/2010/08/06/cerita-beras-dan-kuliah-filosofi-beras-untuk-pendidikan/

Udah ya segitu dulu . kurang lebihnya mohon dimaafkan . namanya juga pemula yang amatiran :D . hahahaha …

Sekian

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Friday, October 8, 2010

Homo Homini Socio - Homo Homini Lupus

Dhimas Widhiyanto 11110932 Sistim Informasi 1KA21



All About Homo Homini Socio – Homo Homini Lupus

Pembukaan

Peristiwa Sumanto beberapa tahun yang lalu begitu mengemparkan, membuat ketidakmengertian mengapa ada manusia yang memakan manusia lainnya walau sudah berbentuk mayat. Kanibalisme sungguh sangat tidak bisa ditolelir sama sekali. Bagaimana dengan masa kini ? Kalau kita mau cermati tentunya kita akan melihat bahwa pemangsaan atau kanibalisme ini telah mengalami perubahan kondisi. Kanibalisme telah berubah bentuk yang lebih halus, yaitu perilaku, cara berfikir,
manner, pemahaman, dll.




Homo Homini Lupus telah berkembang melewati batas individu, antar kelompok, bangsa, dan mungkin perlahan telah membentuk suatu kebudayaan sendiri. Homo Homini Lupus telah masuk dalamrelung aktivitas manusia, baik itu ekonomi, social, hukum, politik dengan segala bungkus atribut kekinian. Sebagian manusia telah kehilangan cara pandang hidupnya (way of life) sehingga mereka khilaf akan kedudukannya sebagai mahluk yang berke-Tuhanan YangMaha Esa.
Nilai-nilai kemanusian nan penuh keadilan dan beradab yang Tuhan anugerahkan mengalami pasang surut, bahkan terombang-ambing dalambatas kepudaran. Nah disinilah homo homini lupus akan mengalami reproduksi yang sangat luar biasa.



Bahasan I
Hobbes

Ketika sang individu menjadi homo homini lupus, sebenarnya dia tidak mengalami aktualisasi diri,kemanusiaannya yang tertanam dalam kediriannya tidak termanifestasikan, dia tidak bereksistensi sesuai esensi. Dan, ketika sang individu menjadi homo homini socius, dia telah dan sedang mengaktualisasi diri, telah dan sedang memanifestasikan kemanusiaannya, dan dia sedang bereksistensi sesuai esensi. Maka, sosialisme (atau dengan nama apapun kita menamai koeksistensi ini) adalah konsekuensi logis eksistensialisme (atau dengan nama apapun kita menamai eksistensi ini). Sedikit catatan, sosialisme tidak sama dengan komunisme. Komunisme, menurut Y. B. Mangunwijaya, pada hakikatnya sama dengan Kapitalisme, kanan, yaitu eksploitasi orang banyak oleh sekelompok kecil orang. Sedangkan sosialisme, menurut Sutan Sjahrir, adalah emansipasi rakyat, atau dapat diterjemahkan emansipasi masing-masing individu untuk memanifestasikan
kemanusiaannya.


Ungkapan “homo homini lupus” (manusia adalah serigala bagi manusia lain) dipopulerkan oleh Thomas Hobbes, seorang filsuf dari Inggris, untuk menggambarkan situasi masyarakat yang diwarnai oleh persaingan dan peperangan. Siapa pun bisa menjadi musuh. Manusia yang satu bisa “memakan” dan mengorbankan manusia lain demi tujuan yang ingin dicapai. “Bellum omnium contra omnes” (perang semua melawan semua). Kebenaran pendapat Hobbes itu masih dapat kita jumpai dalam situasi kita saat ini. Kita merasakan bahwa situasi persaingan itu semakin menguat. Apalagi di era globalisasi yang ditopang oleh sistem pasar bebas. “Kalau mau tetap eksis, harus berani bersaing dengan yang lain” itulah jargon yang seringkali dimunculkan. Di antara negara-negara, persaingan itu sangat kentara. Perusahaanperusahaan trans-nasional bertebaran di mana-mana. Yang punya modal kuat bisa bertahan dan
bahkan makin mendulang keuntungan. Sementara yang modalnya kecil kandas di tengah jalan. Situasi persaingan itu tidak hanya terjadi antar institusi. Persaingan antar individu pun terjadi.


Yang satu punya handphone terbaru, yang lain tak mau kalah. Kemajuan teknologi memicu orang untuk berlomba-lomba mengikutinya, karena takut dicela “ketinggalan jaman” atau disebut “katrok”.





Bahasan II
HOMO HOMINI LUPUS VS HOMO HOMINI SOCIUS

Kekerasan terjadi dimana-mana. Eksploitasi manusia terhadap manusia tak dapat dihindarkan. Manusia dalamkehidupan bersama semakin terancam. Hukum memperkosa keadilan. Kehidupan manusia berada di titik nol kondisi seperti itulah yang kini dialami manusia dalam kehidupan masyarakat –bahkan dibeberapa abad silam. Padahal manusia bermasyarakat untuk mencapai tujuan bersama demi kehidupan yang lebih baik. Bertolak dari persoalan tersebut patut diajukan pertanyaan Apakah manusia itu? Siapakah manusia itu? Bagaimanakah kodrat kehidupan manusia? Mengingat persoalan yang dihadapi menyangkut manusia sebagai subyek (pelaku) dalamkehidupan sosial. Itulah yang direnungkan Drijarka setengah abad silam. Ia merenungkan gejala-gejala sosial bertolak
pengalaman eksistensi manusia. Gejala-gejala sosial dilihat dari pengalaman eksistensial manusia sebagai subyek sosial. Gagasan-gagasan tentang manusia merupakan sentral pemikirannya.

Ia menolak gagasan bahwa kehidupan manusia dituntun oleh nafsu-nafsu.
Inti perenungannya tentang manusia merupakan lawan terhadap tesis homo homini lupus, yang bergagasan bahwa kehidupan manusia adalah perjuangan terus menerus untuk memuaskan hasrat. Kehidupan manusia adalah sebuah hasrat abadi untuk meraih kekuasaan sebagai sarana untuk mencapai kesejahteraan. Dan, dengan rasionya manusia dapat belajar dari pengalaman cara-cara paling efektif untuk memperoleh kepuasan dan menghindari kekecewaan. Jadi, kehidupan menurut kodrat manusia adalah sebuah pertempuran.


kepentingan egoisitisnya. Manusia secaara kodrati tidak mencari masyarakat demi masyarakat itu
sendiri, melainkan mencari keuntungan tertentu darinya. Oleh karena itu hubungan-hubungan sosial merupakan produk dari kalkulasi dan persetujuan daripada dorongan. Hubungan-hubungan sosial lebih bersifat eksternal bagi individu daripada merupakan kesepahaman moral bersama.
Pandangan seperti itulah yang ditolak Drijarkara. Bagi Drijarkara, manusia bukan pertentangan antara jiwa dan badan. Manusia adalah pribadi dengan dimensi kejasmanian dan kerohanian, dimana roh mewujudkan refleksi budi dan kesadarannya dengan melalui badan, kejasmanaian merupakan ungkapan roh yang menjelma. Aksi (tindakan) manusia tidak bersifat eksternal, melainkan dari manusia itu sendiri (internal). Manusia sebagai pribadilah yang menentukannya. Dia berdaulat atas dirinya sendiri. Berdaulat tidak merupakan satu bagian tapi keseluruhan. Dalam perbuatannya manusia dapat menjadi baik atau sebaliknya. Dengan kedaulatannya manusia mampu menuju kesempurnaan juga sebaliknya.

Dengan demikian manusia adalah sebuah paradoks. Karena dalamdirinya mengandung dua prinsip: manusia berupa “apa” (jasmani) dan manusia berupa “siapa” (rohani). Karena dua prinsip itulah manusia mengandung oposisi-oposisi dalamdirinya, dia adalah kesatuan dari dua prinsip yang berlawanan.


Oleh karenanya kehidupan manusia adalah perjuangan terus menerus menuju kesempurnaan
(menuju kemutlakan Tuhan). Suatu perjuangan mengatasi paradoks dalam dirinya.

Dikatakan perjuangan terus menerus karena pada kodratnya manusia adalah dinamika, bergerak aktif dengan dan dalamdirinya. Manusia sebagai dinamika adalah manusia sebagai rohani-jasmani. Berdasarkan kerohaniannya terjadilah pelaksanaan, tapi pelaksanaan juga terjadi dalamkejasmanian. Ini adalah perintang. Oleh karena itu dinamikanya berupa pelaksanaan yang sekaligus berupa kegagalan, jadi selesai sebelum selesai, menjadi dan membelum. Dinamika manusia memiliki tiga unsur: pertama, Pengertian. Pengertian manusia adalah pengertian rohani-jasmani juga jasmani-rohani, yang memuat beberapa segi yakni, pengertian indera adalah momen dari dan dalamkeseluruhan pengertian kita; pengertian rasional merupakan pengertian konseptual membuat ide; pengertian metafisik disebut meta-konseptual, misalnya pengertian baik dan buruk. Ketiga segi ini saling memuat. Pengertian sensitif adalah satu momen dari seluruh pengertian insani. Tak ada pengertian sensitif tanpa pengertian rohani (intelek) juga sebaliknya.


Pengertian tersebut memuat fungsi, yakni menjiwai kehidupan manusia, memberi semacampola dalamperbuatan; mempesatukan manusia dengan dunianya, kemampuan melakukan obyektivikasi; mensatukan manusia dengan sesamanya, kemampuan keluar dari batas ruang dan waktu sehingga mampu melihat manusia dengan dirinya, mampu menangkap interioritasnya; menangkap
tansendensinya, berarti menyeberang, menyerahkan diri ke lain subyek. Penyerahan ini akhrnya bermuara kepada Tuhan.

Kedua, Rasa. Dibedkan antara rasa jasmani yang berlokalisasi dan rsa rohani yang tak berlokalisasi. Rasa merupakan penyatu dari aspek kognitif dan aspek pengambil di dalam menikmati (terpenuhinya suatu dorongan). Bentuk konkrit dari dinamika dalam unsur ini berupa dorongandorongan ke barang; dorongan seksual; dorongan ke arah keindahan; dorongan sensitif untuk cinta, disebut dorongan positif. Juga dorongan negatif yang menyebabkan manusia menolak sesuatu, yakni: takut, marah, segan.

Ketiga, Karsa. Adalah dinamika insani yangbentuknya menentukan. Karsa berkembang dari aspek jamani-rohani (biologis) ke aspek rohani-jasmani (logis). Pada taraf logis itulah karsa menjadi dinamika yang berdaulat, dalamarti mandiri, menguasai dan menentukan diri sendiri.

Dengan demikian pada kodratnya dinamika manusia menuju kesempurnaan. Namun, dalam perjalanannya ke arah itu mendapat hambatandari kejasmanian (nafsu-nafsu, keinginan), tapi manusia tidak diperbudak olehnya karena manusia memiliki karsa yang merupakan bentuk yang menentukan dalamperbuatannya.

Dalam pelaksanaan dinamikanya ke kesempurnaan, manusia memperstukan dirinya dengan sesama dan alam. Mensatukan dirinya dengan sesama adalah sisi sosialitas manusia, karenanya secara kodrati manusia adalah sahabat bagi manusia yang lain (homo homini socius). Dan, mensatukan dirinya dengan alam adalah sebagai proses dinamika aktif manusia mengatasi kodrat alam dan determinasi dunia material (sisi kebudayaan). Tapi dalampelaksanaan dinamikanya tersebut manusia tidak sepenuhnya tunduk pad akodratnya karena manusia memilik karsa. Sehingga, dalam pelaksanaan dinamikanya sering terjadi
pembelokan-pembelokan dari nilai-nilai kodratinya. Demikianlah kenapa dalam kehidupan sosial terjadi kekerasan, penindasan terhadap sesama manusia. Yang demikian sebenarnya bukanlah kodrat manusia, tapi terjadi karena pembelokan karsa manusia.


Dari pokok-pokok gagasan tentang manusia dari Drijarkara tersebut terasa aroma filsafat
eksisitensialisme, yang berkembang di Eropa sesudah Perang Dunia II. Pemikirannya menampakkan pengaruh dari aliran eksistensialisme. Sebagai aliran filsafat, eksistensialisme
merupakan reaksi terhadap pandangan materialisme yang meletakkan manusia pada tingkat impersonal dan idealisme yang meletakkan manusia pada tingkat yang abstrak.

Eksistensialisme memandang manusia secara terbuka. Artinya manusia adalah realitas yang belum selesai masih harus membenuk dan dibentuk. Pada hakikatnya manusia terikat pada dunia
sekitarnya, pada sesama manusia. Eksistensialisme memberi tekanan pada pengalaman konkrit, pengalaman yang eksisitensial. Eksisitensi pada manusia adalah cara manusia berada di dunia, menyangkut pengalaman langsung yang bersifat pribadi. Bereksistensi berarti berdinamika, menciptakan dirinya secara aktif. Bereksisitensi berarti berbuat, menjadi,merencanakan. Setiap saat manusia menjadi lebih atau kurang dari keadaan sebelumnya. Dalam istilah Drijarkara manusia selalau menjadi dan membelum.



Bahasan III

Definisi Manusia didalam Homo Homini Socio, Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak
berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalamagama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan
kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.

Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalamkemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan interaksi antar manusia.



Sumber :
http://filsafat.kompasiana.com/2010/03/31/sosialisme-adalah-konsekuensi-logis-eksistensialisme
http://www.klik-galamedia.com/indexrubrik.php?idkolom=sketsa&wartakode=20100614101036
http://www.parokilaurentiusbdg.org/index.php?option=com_content&view=article&id=129:fr-sigitsetyantoro&
catid=37:admin-laurentius&Itemid=122
http://andhisetiawan.blogspot.com/2009/05/pengembangan-manusia-sebagai-makhluk.html
http://guruit07.blogspot.com/2009/01/pengembangan-manusia-sebagai-makhluk.html
http://sosial-budaya.blogspot.com/2009/05/manusia-sebagai-makhluk-sosial.html
http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/1903717-makhluk-sosial/
http://dweysocial.blogspot.com/2008/01/manusia-sebagai-makhluk-sosial.
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia http://mahadayadiri.wordpress.com/2008/10/28/homo-hominilupus-
masa-kini/